Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliHarga Migor Kemasan Jangan Dibiarkan Terus Melambung  

Harga Migor Kemasan Jangan Dibiarkan Terus Melambung  

Harga minyak goreng (migor) kemasan tak lagi diatur dengan harga eceran tertinggi (HET).

Tabanan (bisnisbali.com) –Harga minyak goreng (migor) kemasan tak lagi diatur dengan harga eceran tertinggi (HET). Meski begitu, harga migor kemasan diharapkan tidak dibiarkan liar atau terus melambung tinggi di pasaran. Saat ini migor kemasan rata-rata dijual pedagang Rp25.000 per liter. Hal ini ikut menyeret lonjakan migor kualitas curah yang diatur dengan HET Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Tabanan Loka Antara, S.Pt., M.Si., Minggu (20/3), mengungkapkan harga migor yang kian mahal akan makin membebani masyarakat di tengah menurunnya daya beli akibat pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, pemerintah mesti sungguh-sungguh mengawasi tata niaga migor di pasaran. Jangan dipermainkan oleh spekulan atau mafia yang ingin mencari untung. “Kami berharap pemerintah serius menangani migor ini. Jika ada yang menimbun agar ditindak tegas,” tuturnya.

Terkait kebijakan pemerintah yang mencabut HET migor kemasan yang sebelumnya dipatok Rp14.000 per liter, ia mengharapkan pemerintah tidak lepas tangan menyikapi lonjakan harga komoditas tersebut di pasaran yang tengah naik hingga Rp25.000 per liter. Migor kemasan tetap harus dikendalikan agar tidak menjadi liar di pasaran, karena berpotensi berpengaruh terhadap permintaan migor kualitas curah yang diatur dengan HET. “Itu kini terbukti. Ketika migor kemasan naik tinggi, harga migor kualitas curah yang ikut melambung tinggi jauh di atas HET,” ujarnya.

Loka Antara menjelaskan, harga migor kemasan di pasaran yang sudah menyentuh Rp25.000 per liter dan berpotensi terus naik sudah sangat mahal. Sudah hampir dua kali lipat dari harga sebelumnya ketika diatur dengan HET. Harga migor kemasan sudah liar, sedangkan masyarakat selaku konsumen hanya bisa pasrah karena mau tidak mau harus membeli migor kemasan yang harganya sudah dipermainkan oleh spekulan.

Menyikapi makin mahalnya migor berbahan kelapa sawit itu, ia minta masyarakat di Kabupaten Tabanan khususnya yang ada di pedesaan mulai melirik kembali buah kelapa sebagai bahan baku alternatif untuk produksi migor. ”Tanaman kelapa sangat luas di Tabanan. Saatnya kini potensi tersebut dimanfaatkan kembali, khususnya bagi masyarakat ada di desa-desa sebagai sentra produksi kelapa yang dominan,” paparnya.

Menurutnya, dengan kembali memanfaatkan migor berbahan kelapa akan mengurangi beban ekonomi masyarakat di desa. Manfaat lainnya adalah berkurangnya permintaan pasar karena telah beralih ke migor berbahan kelapa. Maka dari itu berpotensi juga menekan harga migor berbahan kelapa sawit di pasaran nantinya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan I Putu Santika ketika dimintai konfirmasinya terkait atau langkah-langkah atau upaya apa akan dilakukan dalam mengendalikan harga migor di pasaran yang sudah melambung tinggi ini belum merespons. Ia tidak bisa dihubungi  baik melalui sambungan telepon maupun pesan singkat WhatsApp. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer