Tabanan (bisnisbali.com) –Anggota DPRD Kabupaten Tabanan melalui Pokja II Pansus Pendapatan DPRD Tabanan melakukan pengecekan lapangan guna mendata sekaligus mendapat gambaran riil potensi retribusi parkir, Rabu (16/3). Titik objek yang disasar adalah seputaran parkir di Pasar Tradisional Dauh Pala dan Pasar Tradisional Bajera.
Ketua Pokja II tentang Retribusi Parkir DPRD Kabupaten Tabanan I Wayan Lara menyampaikan, tujuan pokja turun langsung melakukan pengecekan lapangan adalah untuk memaksimalkan PAD yang berasal dari sektor retribusi parkir. Pihaknya menilai selama ini sumbangan PAD yang bersumber dari sektor retribusi tersebut belum maksimal sekaligus mencari data termasuk bertemu langsung dengan petugas parkir yang ada di kawasan Pasar Dauh Pala dan Pasar Bajera.
“Hasil kajian atau temuan di lapangan ini akan diambil kesimpulannya dalam upaya memaksimalkan pendapatan PAD. Diharapkan apa yang sudah dikelola bisa ditingkatkan lagi pengelolaannya, sedangkan yang belum agar dicarikan solusinya,” paparnya di sela-sela pengecekan di Pasar Dauh Pala bersama anggota yang lain.
Informasi yang diperoleh dari petugas parkir di kawasan pasar Dauh Pala, pendapatan retribusi parkir rata-rata Rp1.200.000 per hari. Nilai tersebut didapat dari perolehan retribusi petugas parkir yang dibagi menjadi dua shift kerja, yakni pada pagi hari dan sore hari. Petugas parkir menyetor langsung pada hari itu juga ke Dinas Perhubungan Tabanan.
Khusus di Pasar Dauh Pala, pengelolaan retribusi parkir sebagian oleh adat setempat. Oleh sebab itu, hasil pengecekan lapangan ini akan dikoordinasikan dengan adat setempat. “Di satu sisi kita ingin meningkatkan PAD, namun di sisi lain pendapatan dari retribusi ini juga untuk menyejahterakan masyarakat sehingga harus dikoordinasikan lagi lebih lanjut,” ujar Wayan Lara.
Dari pendataan yang dilakukan ditemukan 119 titik potensi pendapatan retribusi parkir. Potensi tersebut di antaranya parkir toko modern berjejaring dan pasar tradisional. Sementara ini penyisiran potensi tersebut hanya dilakukan di dua titik karena waktu yang terbatas. Oleh karena itu akan terus dilakukan penyisiran titik potensi lainnya dalam waktu satu bulan ke depan untuk mencari data atau kebenaran di lapangan seperti apa.
“Rencananya dari yang sudah dikelola sekitar 40 titik oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan. Yang belum kami akan koordinasikan dahulu dengan Dinas Perhubungan, misalnya menyangkut kenapa tidak dikelola, apa masalahnya? Kami harus tahu itu,” kilahnya. *man