Tabanan (bisnisbali.com) –Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke daya tarik wisata (DTW) di Kabupaten Tabanan mulai menggeliat pasca-pemberlakukan bebas karantina dan terbitnya Visa on Arrival (VoA) bagi 23 negara. Lonjakan kunjungan diyakini akan terus berlanjut seiring dengan sejumlah negara yang mulai mengizinkan warganya untuk bepergian ke luar negeri dalam waktu dekat ini.
Kepala Divisi Promosi dan Pengembangan DTW Tanah Lot, Ni Made Suarniti, Selasa (15/3), mengungkapkan bahwa memang mulai terlihat ada peningkatan kedatangan wisman ke DTW Tanah Lot, Kediri, Tabanan. Namun lonjakan kunjungan wisman itu tidak signifikan daripada sebelumnya di masa pandemi. Salah satunya tercermin dari data kedatangan wisman pada Senin (14/3) lalu, naik menjadi 50 per hari dari rata-rata sebelumnya hanya rata-rata 30 per hari.
Asal negara wisatawan ke DTW Tanah Lot ini beragam, di antaranya dari Belanda dan Malaysia. Sedangkan kedatangan wisatawan dari Australia, yang sebelumnya selalu mendominasi kunjungan ke Tanah Lot, kemungkinan baru terjadi pada April mendatang. Meski Australia termasuk dalam 23 negara yang boleh ke Bali menggunakan VoA, pemerintah “Negeri Kanguru” tersebut baru membolehkan warganya ke luar negeri pada April nanti. ”Saya tahu itu dari informasi sejumlah organisasi kepariwisataan di Bali,” tegas Suarniti.
Dia menambahkan lonjakan kunjungan wisman ini searah dengan kedatangan wisatawan domestik (wisdom) ke DTW Tanah Lot yang juga meningkat, sehingga secara total jumlah kunjungan wisatawan sekarang mencapai 1.300-an per hari.
Suarniti mengungkapkan peningkatan kedatangan wisdom ini dipicu kebijakan bebas tes berbasis PCR dan tes antigen.
“Pagi ini (Selasa kemarin) saja ada 15 bus yang datang ke DTW Tanah Lot. Mereka adalah rombongan wisatawan dari Jawa Timur, dan Jawa Tengah,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Manajer DTW Jatiluwih I Made Sutirtayasa berharap tidak sekadar membuka kunjungan, pemerintah harus memiliki terobosan atau inovasi agar optimal mendatangkan wisatawan ke Bali. Menurutnya, meski Bali sudah punya nama di luar negeri sebagai daerah tujuan wisata, jangan lupa saingan dari negara lain juga cukup ketat.
“Kalau hanya aturan dengan membuka dipikir bisa membuat wisman ramai, ya tidak mungkin jika tanpa didukung kegiatan atau inovasi oleh pemerintah,” tegas Sutirtayasa.
Menurutnya, peran pemerinta menjadi sangat penting dan dinanti-nanti oleh pelaku pariwisata di Tabanan maupun Bali. Kalau hanya mengandalkan akomodasi pariwisata, maka kecil peluang bagi pelaku pariwisata untuk menarik wisatawan karena di atas 60 persen para pelaku pariwisata berada dalam kondisi “hidup segan mati tak mau”. *man