Pelaku KUPVA Didorong Tranformasi ke Digital

Pandemi Covid-19 tentu memberi dampak besar bagi kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) Di Bali.

264
 Ketua APVA Bali Ayu Astuti Darma

Mangupura (bisnisbali.com)-Pandemi Covid-19 tentu memberi dampak besar bagi kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) Di Bali. Untuk bisa bertahan, para pekaku KUPVA khususnya yang menjadi anggota Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Bali didorong memaksimalkan peluang yang ada saat ini serta mampu beralih ke digital.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua APVA Bali Ayu Astuti Darma saat Musyawarah Daerah ke-9 Asosiasi APVA Bali Tahun 2022 di Badung, Kamis (24/2). Dalam kesempatan tersebut dia mengakui,  Sejak pandemi pada awal tahun 2020 lalu sebanyak 274 kantor kegiatan usaha penukaran valuta asing yang tutup dari sebanyak 600 kantor milik anggota APVA Bali. Hal ini dikarenakan minimanya wisatawan mancanegara (wisman) di Bali.

Sedangkan terkait kepesertaan, saat ini anggota APVA Bali sebanyak 92 anggota. Dimana sebelum pandemi jumlah member APVA Bali sebanyak 125 anggota. “Ada beberapa anggota kami melakukan penutupan tapi harapan kedepan akan lebih berkembang dan solid. Misal tidak hanya mengharapkan tamu yang datang ke Bali. Kami harus berubah mengikuti apa yang menjadi tantangan agar bisa bertahan,” katanya.

Untuk itu, Ayu Astuti mendorong anggota APVA untuk menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada. Tidak hanya mengharapkan wisatawan yang datang ke Bali melainkan bisa meliat peluang lain. “Kami pun harus berubah mengikuti apa yang menjadi tantangan untuk kedepannya, sehingga kami dapat bertahan. Mungkin dengan ada keberangkatan saudara kami ke luar negeri itu juga bisa menjadi agenda kami,” ujarnya.

Untuk keberangkatan WNI ini nantinya akan bekerjasama dengan perusahaan pengirim tenaga kerja ke luar negeri. “Jadi kita harus mengubah mindset, kita tidak hanya berpangku tangan, mengharapkan yang hadir. Jadi kita harus bermitra,” terangnya.

Demikian pula diungkapkannya, pola bisnis KUPVA juga akan berubah, tidak seperti dulu banyak membuka kantor untuk meraup banyak, melainkan harus berdigitalisasi. Inovasi digital sudah mulai dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di bidang teknologi informasi. Salah satunya “Go Valuta” yang mulai mentransformasi sistem pola bisnis KUPVA. *wid