Denpasar (bisnisbali.com) –Gubernur Bali, Wayan Koster selaku ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Bali menyampaikan perlunya upaya bersama dalam pengelolaan masalah yang berkaitan dengan perekonomian Bali.
Dalam upaya pengendalian inflasi, Koster menyampaikan, Bali perlu mulai membangun industri pengolahan minyak mengingat Bali memiliki pasokan kelapa yang cukup banyak. Diharapkan langkah ini dapat menjadi salah satu langkah solutif dalam jangka menengah panjang untuk mengurangi ketergantungan Bali terhadap pasokan minyak goreng dari Pulau Jawa.
Selain itu, Koster menekankan perlunya kebijakan optimalisasi pasar domestik Bali. Untuk itu, pemerintah Provinsi Bali tengah menyusun kebijakan pembatasan masuknya komoditas bahan pangan yang jumlahnya surplus di Bali. Kebijakan mendorong pendirian BUMD pangan dan penggunaan produk lokal di Bali juga dinilai penting untuk dilakukan untuk menghindari adanya permainan harga dan produk oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Perluasan kerja sama antarkota/kabupaten juga akan terus didorong agar supply dan demand di Bali dapat terkelola dengan lebih baik lagi. Terkait program digitalisasi daerah, Koster menyampaikan, penerapan digitalisasi di Provinsi Bali dinilai sudah sangat baik, tercermin dari literasi digital masyarakat Bali yang cukup tinggi dan penerapan teknologi digital di berbagai aspek tata kelola pemerintahan.
Pada tahun 2021, hasil evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Provinsi Bali juga menunjukkan hasil yang membanggakan dimana Provinsi Bali mampu mendapat predikat sangat baik dan menjadi satu-satunya Provinsi yang mampu mendapat predikat tersebut. Selanjutnya Koster menghimbau kepada seluruh Kepala Daerah Kabupaten/Kota untuk aktif mempercepat perluasan Eletronifikasi Transaksi Pembayaran Daerah (ETPD). *dik