Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliPelaku UKM Keluhkan Migor makin Langka

Pelaku UKM Keluhkan Migor makin Langka

Kalangan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Tabanan mengeluhkan minyak goreng (migor) yang disubsidi pemerintah makin langka di pasaran.

Tabanan (bisnisbali.com)–Kalangan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Tabanan mengeluhkan minyak goreng (migor) yang disubsidi pemerintah makin langka di pasaran. Akibatnya, banyak di antara mereka kewalahan menjalankan usahanya khususnya pebisnis kuliner dan gorengan saat ini.

“Sekarang ini makin susah membeli migor di pasaran. Padahal pemerintah melalui Kemendag sudah tegas menyatakan bahwa harga migor turun, namun hingga kini kebijakan tersebut belum terlihat hasilnya, bahkan belakangan susah didapat di pasaran,” ujar pemilik usaha Padma Medikal Husada (Padma Herbal), Bagus Arya Kusuma, S.Sos., M.M., Rabu (23/2).

Diterangkannya, sudah sebulan lebih permasalahan minyak goreng tidak kunjung selesai, bahkan makin langka belakangan ini. Bercermin dari kondisi tersebut, ia mengharapkan kebijakan pemerintah menurunkan harga migor harus dibarengi dengan pengawasan ketat terhadap tata niaga mulai pihak produsen hingga ke retail atau penjual yang berhadapan langsung dengan konsumen. “Di mana sebenarnya permasalahan ini, apakah di produsen atau di distribusi ada yang mempermainkan?” kilahnya.

Bagus Arya Kusuma yang juga Ketua International Council For Small Business (ICSB) Kabupaten Tabanan menyebut kelangkaan migor ini dikeluhkan banyak pelaku usaha kecil. Sebab, begitu mereka ingin memproduksi usaha terutama kalangan pebisnis kuliner terpaksa harus membeli migor dengan harga lama (Rp19.000-Rp10.000 per liter) dan itu pun kalau stoknya ada di pasaran. Akibatnya, mereka (pebisnis UKM) harus mengkalkulasi ulang harga jualan, sehingga keuntungan yang didapat menjadi tipis.

Stok migor di pasaran yang makin langka juga diakui oleh Pengawas Perdagangan Ahli Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan Nurhayati. Menurutnya, saat ini migor masih sulit ditemukan atau dalam kondisi langka di Tabanan. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di tingkat pedagang di pasar tradisional, namun juga di sejumlah distributor dan kalangan toko modern.

Kelangkaan ini juga menjadi temuan sidak migor oleh Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan didampingi Disperindag Kabupaten Tabanan yang dilakukan Senin (21/2) lalu. Ironisnya lagi, sejumlah toko modern bahkan menyebut kekosongan stok migor sudah terjadi sejak seminggu terakhir, sedangkan sejumlah distributor baru mendapatkan pasokan migor setelah lama kosong. “Atas stok migor yang didapat tersebut, distributor memberlakukan pembatasan pembelian ke konsumen,” pungkasnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer