Tabanan (bisnisbali.com) –Di tengah dampak pandemi Covid-19, LPD di Kabupaten Tabanan masih mampu mengantongi aset Rp1.961.876.782.000 pada 2021 atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp1.920.539.114.000. Akan tetapi di balik pertumbuhan tersebut sejumlah LPD di daerah lumbung pangan ini untuk kali pertama mencatat pendapatan laba minus pada periode yang sama.
Data dari Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) Kabupaten Tabanan mencatat di Tabanan terdapat 308 LPD dari 349 desa adat. Pertumbuhan aset LPD sebagian besar disumbang oleh LPD Bedha yang mencapai Rp203.977.317.000 sekaligus menjadi lembaga keuangan desa menduduki peringkat teratas. Selanjutnya LPD Beraban dengan pertumbuhan aset Rp120.341.584.000, LPD Kukuh Rp88.416.970.000, LPD Kekeran Rp 58.225.425.000 dan posisi lima besar diduduki LPD Kediri dengan pertumbuhan aset mencapai Rp54.291.733.000 pada 2021.
Di sisi lain, pencapaian laba LPD di Kabupaten Tabanan total Rp39.662.660.000 pada 2021, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp41.410.612.000. Penyumbang terbesar perolehan laba adalah LPD Bedha sebesar Rp2.652.591.000, disusul LPD Beraban Rp2.299.890.000, LPD Kukuh Rp1.936.399.000, LPD Nyitdah Rp1.346.046.000 dan posisi lima besar diduduki LPD Penarukan Rp871.428.000.
Koordinator LPLPD Kabupaten Tabanan I Dewa Nyoman Alit Astina, Senin (21/2), mengatakan kinerja LPD di Tabanan masih cukup bagus sampai saat ini. Itu tercermin dari aset yang mengalami pertumbuhan mencapai Rp1.961.876.782.000 pada 2021. Salah satu pemicunya adalah penghimpunan dana masyarakat yang mengalami peningkatan.
Pada 2021 lalu dana masyarakat yang dihimpun bersumber dari tabungan dikelola LPD di Kabupaten Tabanan mencapai Rp790.340.762.000. Mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020 yang tercatat Rp778.937.648.000. Begitu pula dana deposito yang dihimpun LPD di Tabanan pada tahun 2021 mencapai Rp 828.803.437.000, naik dari tahun 2020 yang berjumlah Rp820.870.391.000.
Diakuinya, pandemi Covid-19 membuat dari sisi kemampuan membayar nasabah (debitur) mengalami penurunan. Itu pula membuat capaian atau perolehan laba yang diperoleh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut juga dibarengi turunnya penyaluran kredit oleh LPD pada tahun 2021 yang hanya Rp1.283.969.841.000. Lebih kecil dibandingkan penyaluran kredit tahun 2021 yang mencapai Rp1.302.472.054.000.
Itu semua disebabkan sebagian besar pengelola LPD sangat selektif dalam menyalurkan kredit untuk memperkecil risiko di tengah dampak pandemi Covid-19. ”Berbagai upaya sudah kami laksanakan. Mungkin akibat situasi yang berkembang, teman-teman pengurus LPD banyak mengalami kesulitan dalam hal penagihan kredit,” tuturnya.
Sementara itu, pada periode yang sama LPLPD Kabupaten Tabanan mencatat tujuh LPD mengantongi pertumbuhan laba minus akibat pandemi Covid-19. LPD dimaksud yakni LPD Tiyinggading perolehan labanya -Rp4.046.000, LPD Sandan Pondok -Rp12.038.000, LPD Tengah -Rp14.346.000, LPD Poh Gending -Rp16.709.000, LPD Tegallinggah -Rp39.116.000, LPD Mundeh -Rp153.938.000 dan LPD Mandung -Rp285.805.000.
“Pertumbuhan laba minus ini belum pernah terjadi di kalangan LPD di Tabanan sebelumnya. Baru kali ini terjadi dan itu dipicu salah satunya oleh dampak pandemi yang masih dirasakan hingga saat ini,” kilah Nyoman Alit Astina. *man