Denpasar (bisnisbali.com) – Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I/2022 diyakini mengalami peningkatan, bahkan pertumbuhannya diproyeksikan lebih baik dibanding periode yang sama di 2021. “Walaupun pertumbuhan ekonomi masih tertatih-tatih tetapi untuk wilayah yang ketergantungan terhadap satu sektor yakni sektor tersier (pariwisata), pertumbuhan saat ini sudah dalam kondisi yang cukup bagus,” kata pengamat ekonomi dari UNHI, Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si. di Denpasar, Minggu (20/2).
Ia menilai untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata tetap membaik maka tetap ditopang atau dibantu oleh konsumsi domestik, pelaksanaan proyek-proyek pemerintah. Salah satunya seperti pengerjaan infrastruktur.
Namun ia tidak memungkiri bila tantangan pertumbuhan ekonomi masih dari adanya kasus Covid-19 jenis Omicron. Tetapi Krisna cukup optimis Omicron tidak terlalu banyak berdampak pada triwulan I/2022 ini. Sebab kasus Covid-19 jenis omicron kendati naik, tetapi kasus sembuh juga cukup menggembirakan. Hal ini juga tidak terlepas dari kebijakan vaksinasi ketiga (boster) yang cukup massif. “Selain itu juga rasa aware masyarakat sudah terbiasa dengan penerapan prokes itu juga berpengaruh terhadap tingkat ketersembuhan maupun tingkat kemajuan akinator Covid di Bali,” ujarnya.
Lebih lanjut Krisna Adwitya menyebutkan terkait kondisi ini, masyarakat harus tetap taat terkait prokes, ingat Bali merupakan host presidensi G20. Ini momentum untuk mengakselerasi perekonomian Bali. Selain itu juga merupakan ajang pembuktian untuk Bali sendiri sebagai daerah yang mampu menangani penanggulangan Covid 19.
“Yang harus dilakukan terus genjarkan vaksinasi Covid agar minimal 90 persen herd community health terbentuk, Selalu taat akan prokes, masifkan 3T (testing, tracing, treatment), galakkan program penggunaan aplikasi PeduliLindungi semua bergerak untuk itu,” paparnya.
“Saya rasa harus mulai berpikir jangka panjang bahwa Covid 19 ini memberi pelajaran yang amat sangat berharga bagi semua pihak, Bali harus mulai kembali ke jati dirinya seperti yang pernah dilakukan oleh leluhur leluhur terdahulu dengan local genius nya (uyah, arak, dll) kembali melihat sektor sektor potensial produktif pertanian dalam arti luas, IKM/UKM, ekonomi kreatif, digital,” imbuhnya.
Ia pun juga menekankan untuk tetap mengapresiasi atas konsep Ekonomi kerthi Bali dari pemerintah provinsi Bali sebagai rule untuk mengejawantahan pembangunan ekonomi Bali guna menjawab tantangan masa depan. “Bila itu riil di dikejawantahkan kami yakin perekonomian Bali akan tumbuh dan berkembang secara simultan . Sudah waktunya menstransformasikan perekonomian Bali,” tegas Krisna. *dik