Denpasar (Bisnis Bali.com)-
Penerbangan rute internasional mulai melayani penerbangan ke Bali untuk angkutan wisata. Ketua DPD ASITA Bali, I Putu Winastra,
S.Sos Kamis (17/2) mengatakan ASITA selaku asosiasi biro perjalanan wisata, anggotanya sangat siap dengan stake holder kepariwisataan di Bali untuk mendatangkan wisatawan.
Diungkapkannya, dalam masa pandemi lebih dari 2 tahun ini, ASITA tetap menjaga komunikasi dengan mitra- mitra bisnis kepariwisataan di luar negeri. Ini dengan tetap melakukan pendampingan pada destinasi- destinasi wisata yang selama ini menjadi produk garapan paket wisata. Berkolaborasi ikut serta menyusun paket- paket berlibur yang diperlukan penyelenggara sejumlah pertemuan internasional, nasional di Bali.
Meski keanggotaan DPD ASITA Bali, dominan anggota adalah inbound tour yang mendatangkan wisatawan. Ini mengalami penurunan, kinerja bisnis diupayakan tetap terjaga, selalu siap siaga memulai pergerakan ekonomi melalui aktivitas wisata. Upaya terkini yang dilakukan DPD ASITA Bali adalah menjalin kolaborasi kebutuhan karantina dan pengajuan e-visa dengan sector terkait, sebagai bagian layanan Biro Perjalanan Wisata khususnya dalam mendatangkan wisatawan.
Hal karantina bagi wisatawan, DPD ASITA Bali telah menandatangani MoU dengan lima hotel tahap awal penyelenggara karantina yang telah disertifikasi pihak Kemenkes RI. Hotel- hotel tersebut adalah, Grand Hyatt, Westin, Griya Santrian (Sanur), Viceroy (Ubud) dan Royal Tulip (Jimbaran). Karantina, nyaman, aman, santai mengesankan yang ditawarkan bagi wisatawan berlabel program Warm-up Vacation. Program karantina yang dipenuhi sejumlah aktivitas diseputar hotel bersangkutan, usai masa karantina, wisatawan dapat melakukan aktivitas wisata di wilayah Bali and Beyond, sesuai paket yang dibeli.
Kerjasama ini untuk memadupadankan program Warm-up Vacation dengan paket wisata yang diinginkan wisatawan plus layanan administrasi, asuransi perjalanan yang diperlukan untuk masuk ke Indonesia. Untuk dapat memberikan alternative berlibur yang mengesankan anggota ASITA selaku “penjahit atraksi perjalanan” memerlukan sinergi dan kolaborasi dengan sejumlah stake holder. Contoh persoalan permohonan visa yang menjadi tem strategis memenangkan pasar wisata dimasa pandemi.
ASITA dan sejumlah asosiasi mengharapkan ada kemudahan, kesederhanan dalam proses pengajuan permohonannya karena wisatawan yang datang ini tujuannya untuk berlibur sehingga persyaratannya disederhanakan dan tidak berbelit-belit dengan membandingkan DTW di negara lain yang menjadi competitor Bali/Indonesia. Disamping itu, anggota ASITA didorong untuk menjadi sponsor dalam penanganan visa utamanya untuk melayani wisatawan bukan untuk menjual visa. Ini juga memberikan kemudahan bagi anggota ASITA sebagai penjamin, karena hal ini merupakan bagian dari service dan tanggung jawab BPW untuk menangani wisatawannya selama berada di Bali/Indonesia.
Putu Winastra menambahkan ASITA siap memberikan masukan kepada semua pihak terkait untuk dapat memproduksi paket-paket perjalanan wisata yang aman, nyaman, sehat, mencerahkan pasar khususnya produk-produk yang bersertifikasi CHSE yang sudah lebih dari dua tahun terbelenggu pembatasan perjalanan. Disamping membangkitkan semangat industri dalam negeri untuk kembali menjalankan usahanya, membuka lapangan kerja dengan standar baru.*kup