Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliPelaku UMKM Genjot Pemasaran di Media Sosial

Pelaku UMKM Genjot Pemasaran di Media Sosial

Pandemi Covid-19 telah memberikan efek luar biasa bagi pelaku usaha di Bali, tidak terkecuali usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Denpasar (bisnisbali.com) –Pandemi Covid-19 telah memberikan efek luar biasa bagi pelaku usaha di Bali, tidak terkecuali usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini dialami oleh Komang Lusi Damayanti, seorang pelaku UMKM yang merasakan penurunan drastis penjualannya. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah berupaya menggenjot pemasaran di media sosial (medsos).

Saat ditemui pada Pameran UKM Bali Bangkit yang berlangsung di Taman Budaya, Denpasar, Jumat (11/2), Lusi Damayanti mengakui pandemi cukup memukul usahanya yang bergerak di bidang fashion, khususnya pakaian endek siap pakai (ready to wear). Sebelum pandemi, ia bisa mengantongi omzet sampai Rp35 juta per bulan. Setelah pandemi, penjualannya turun menjadi Rp10 juta sebulan. “Tukang jahit saya bahkan hampir 1,5 tahun berhenti buat endek,” ungkapnya.

Untuk tetap bisa bertahan di tengah hantaman pandemi, wanita asli Gianyar ini menggenjot pemasaran produknya melalui online marketing. Untuk mendukung hal tersebut, ia sempat mengikuti kelas media sosial khususnya Instagram untuk meningkatkan soft skill. “Karena pasar saya menengah ke atas, jadi penampilan produk tidak sembarangan. Ikut kelas Instagram supaya mengerti bagaimana caranya agar kalau ada yang cari endek, akun saya muncul di atas,” jelasnya.

Penggunaan media sosial sebagai media pemasaran bukan hal baru bagi Lusi. Jauh sebelum pandemi, ia sudah mengiklankan produknya melalui media sosial yang familiar. Dengan cara ini, pelanggan justru lebih banyak membeli melalui aplikasi ojek online alih-alih datang ke tokonya yang berlokasi di Jalan Buluh Indah, Denpasar.

Terkait wilayah pemasaran, Lusi menyebut produknya telah dijual sampai ke luar Bali, seperti Makassar, Pekanbaru, Yogyakarta, Jakarta dan wilayah lainnya. Kain endeknya berasal dari daerah Klungkung dan Gianyar. Kisaran harga pakaian endeknya pun beragam tergantung kualitas endek yang digunakan. “Saya juga buat koleksi yang affordable, yang terjangkau, biasanya di bawah Rp500 ribu. Kalau yang kainnya bagus, harganya di atas Rp500 ribu sampai Rp1,5 juta,’’ tambahnya. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer