Denpasar (bisnisbali.com)-Hingga saat ini kelangkaan minyak goreng masih terjadi di pasaran. Tersendatnya distribusi disinyalir menjadi penyebabnya. Seperti di toko ritel modern yang kebanyakan stok kosong.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali AA Ngurah Agung Agra Putra, Jumat (11/2) kemarin mengatakan, permasalahan ini terjadi di hulunya. Diakuinya, minyak goreng dengan ketentuan harge eceran tertinggi (HET) masih sulit ditemukan di pasaran.
Sejak mulai diberlakukannya kebijakan HET minyak goreng oleh pemerintah, dikatakannya, ritel-ritel khususnya anggota Aprindo Bali melakukan koordinasi dengan pihak pemasok (distributor) untuk melakukan penyesuaian terhadap stock on hand yang ada di ritel saat itu. Saat penyesuaian harga telah bisa dilakukan, yang terjadi di ritel adalah minyak goreng tersebut dengan cepat terjual walaupun telah dilakukan sistem pemerataan dengan maksimal pembelian2 liter per konsumen, sehingga menyebabkan stock di ritel kosong. “Ini dikarenakan di saat yang sama kami belum mendapatkan pasokan minyak goreng kembali dari pemasok (distributor),” ujarnya.
Diakuinya, pasokan saat ini sangat minim yang hanya 10 persen dari total kebutuhan. “Saat kita PO (pre order) 10 karton misalnya, hanya datang 1 karton. Jadi saat datang, sudah langsung habis,” ujarnya.
Demikian dikatakannya, masih berlakukanya harga di atas HET di beberapa toko modern dikarenakan minyak goreng yang disediakan merupakan stok lama.
Ia berharap, ada pertemuan yang difasilitasi oleh Pemerintah melalui dinas terkait antara pihak-pihak terkait yaitu pemerintah, ritel dan pemasok (distributor) untuk bersama-sama berdiskusi dan mencari jalan keluar terkait tantangan keterbatasan stock minyak goreng yang dihadapi di masyarakat dan dapat segera mengatasi permasalahan pasokan minyak goreng ini serta segera dapat memenuhi kebutuhan minyak goreng di masyarakat. *wid