KOPERASI Serba Usaha (KSU) Swarta Dharma telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-13 pada Minggu (6/2) lalu. Koperasi yang berdiri sejak 2009 ini telah mampu mengelola aset sebesar Rp10,4 miliar.
Koordinator Pengelola KSU Swarta Dharma, I Ketut Suteja, S.E., didampingi Ketua Pengurus I Ketut Oka Antara, S.E., dan Pengelola I Wayan Bawa, S.H., saat ditemui Selasa (8/2), mengatakan meski terhantam pandemi selama dua tahun belakangan ini, KSU Swarta Dharma tetap mampu membukukan sisa hasil usaha (SHU) pada tahun 2021 sebesar Rp141,05 juta.
Pencapaian SHU di tengah pandemi Covid-19 ini tentu masih kurang dari target, yang mengalami penurunan sejak dua tahun terakhir. Meski demikian pada prinsipnya di tengah pandemi ini bisa bertahan dan dapat membukukan SHU menjadi hal yang paling penting dikarenakan kondisi ekonomi yang terdampak pandemi.
Dipaparkannya, sebelum pandemi tepatnya pada 2019 lalu SHU yang dapat dibukukan oleh KSU Swarta Dharma sebesar Rp425,4 juta dan tahun 2020 turun menjadi Rp147,9 juta. “Tahun ini (2022) kami harus optimis. Kami targetkan SHU meningkat hingga 30 persen dari pencapain 2021,” ujar I Ketut Suteja.
RAT yang dilakukan dengan protokol kesehatan (prokes) di balai banjar (lantai 2 KSU Swarta Dharma) tersebut dihadiri oleh 117 anggota. Dalam pelaksanaan RAT itu, KSU Swarta Dharma juga membagikan beras 25 kilogram per masing-masing anggota dan uang tunai.
Ketua KSU Swarta Dharma, I Ketut Oka Antara, S.E., menambahkan KSU Swarta Dharma merupakan koperasi milik Banjar Ketapian Kaja dengan jumlah anggota 121 orang yang kini bergerak pada usaha simpan pinjam. Didaftarkan kepada pemerintah dan memperoleh badan hukum Nomor 44/BH/XXVII.9/VII/2009 pada 15 Juli 2009, ke depannya KSU Swarta Dharma menargetkan memperluas sektor usaha lainnya.
Sementara itu, Penasihat sekaligus Perintis KSU Swarta Dharma, I Wayan Gatha, menuturkan cikal bakal terbentuknya KSU Swarta Dharma sudah ada sejak 1968 silam. Dimulai dari pembentukan warung suka duka dengan tujuan membantu perekonomian masyarakat yang kala itu merasakan ekonomi sangat sulit.
Ada tiga tokoh yang menggagas ide pembentukan beragam usaha yang notabene berdiri di Banjar Ketapian Kaja, Denpasar, ini yakni alm. I Wayan Akira, Nyoman Pegug dan I Wayan Gatha. Gatha mengatakan, dari cikal bakal usaha warung suka duka itu kegiatan bisnis terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Ada pun rincian usahanya yaitu penggilingan tepung, kopi, kelapa hingga gedung film. Usaha pun terus berkembang hingga kini terbentuk KSU Swarta Dharma.
“Keberadaan usaha ini dapat membantu masyarakat. Mulai dari pelaksanaan upacara di merajan (pura) banjar hingga pembangunan dan perluasan balai banjar yang kala itu tidak memungut iuran masyarakat,” imbuhnya. *ad