Keuntungan Jual Kerupuk Selondok Capai 100 Persen

Usaha kerupuk terlihat kecil, namun jika ditekuni ternyata mampu memberikan hasil yang cukup memuaskan.

709
KEMAS - Dewi Ambarwati saat mengemas kerupuk yang akan dijualnya.

Denpasar (bisnisbali.com)-Usaha kerupuk terlihat kecil, namun jika ditekuni ternyata mampu memberikan hasil yang cukup memuaskan. Pasalnya, keuntungan dari usaha ini bisa mencapai 100 persen. Seperti yang ditekuni oleh Dewi Ambarwati bersama sang suami Sofian Arifin.

Meski tak luput dari hantaman pandemi Covid-19 sehingga penjualannya sempat merosot tajam, berkat ketekunan keduanya akhirnya usahanya berangsur pulih. Sebelum pandemi, Dewi mengaku penjualan bisa mencapai 40-50 pack per hari dan saat terdampak pandemi penjualannya turun menjadi 15 pack sehari. Saat ini penjulannya mencapai 25 sampai 30 pack per hari.

Meski demikian, dia menyebut keuntungan yang didapatnya hampir 100 persen. “Keuntungan kami dalam sebulan 100 persen. Misalnya Rp5 juta modal, keuntungannya bisa Rp5 juta juga. Jual keripik perputarannya cepat, untungnya mencukupi,” katanya saat ditemui di kediamannya di Jalan Cokroaminoto, Denpasar.

Sebelum pandemi, penjualan kerupuk dipasok dari kampungannya di Magelang lebih banyak ke warung-warung makan. Akibat pandemi, permintaan warung makan menurun, sehingga dia mencoba menjajakannya ke pasar. Hasilnya pun cukup memuaskan. Setelah dua tahun pandemi, penjualannya berangsur pulih.

Dewi awalnya berjualan kerupuk saat kembali dari kampung halamannya pada  2018 silam. Berbekal oleh-oleh kerupuk selondok, ia kemudian membagikannya pada para tetangga. Oleh karena rasanya enak dan gurih, tetangganya mengusulkan agar ia menjual kerupuk tersebut di Denpasar.  Kerupuk dagangannya baru dijual seputaran Kota Denpasar. Sebelum pandemi, kerupuk mentah sempat ada pembeli yang datang dari Gianyar.

“Awalnya masih jual berpuluh-puluh kilo, ternyata cepat lakunya. Akhirnya kami bawa satu kwintal, cepat juga habisnya. Ditambah 1,5 kwintal lagi sebulan sudah terjual semua. Pas penjualan semakin naik, kena pandemi,” jelasnya.

Sofian Arifin menambahkan, saat ini usaha kecilnya dikerjakan bersama sang istri. Mulai dari proses menjemur, menggoreng, hingga mengedarkan ke warung atau pasar-pasar. “Dikerjakan sejak pagi. Biasanya dijemur dulu dua jam, dihangatkan minyak goreng 30 menit, kemudian digoreng. Ibu yang bawa keliling. Kami setiap hari goreng, setiap hari bawa yang baru,” ungkapnya. *wid