Amlapura (bisnisbali.com)–Bakteri tertentu diduga menjadi penyebab kematian banyak ternak babi di sejumlah desa di Kabupaten Karangasem dalam sebulan ini. Bakteri itu merebak dipicu oleh lingkungan lembab akibat musim hujan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem Ir. I Nyoman Merta Tanaya di Amlapura, Selasa (25/1). Kematian ternak babi cukup meluas di Karangasem. Dalam sebulan ini dilaporkan terjadi di Desa Abang, Penaban dan Kayu Kunyit.
Menurut laporan petugasnya, pada hari terakhir sebanyak 24 ekor babi mati di desa lainnya, seperti Kertamandala, Tiyingtali dan Ababi. Di Desa Kerthamandala mati enam ekor, di Desa Abang enam ekor, di Desa Tiyingtali tujuh ekor dan di Desa Ababi mati lima ekor.
Pemilik babi tersebut terlambat menyampaikan ke Dinas Pertanian Karangasem terkait sakitnya ternak mereka. ‘’Setelah dua hari ternak babinya sakit, baru dilaporkan kepada dokter hewan kami. Jadi, sulit diantisifasi penyebarannya ke ternak tetangga,’’ katanya.
Merta Tanaya menambahkan, kematian ternak babi tersebut menurut tim yang melakukan pemeriksaan dan pengamatan ke lokasi disebabkan oleh bakteri. Bakterinya ada macam empat jenis, yakni coli basilosis, enteritis, distokia dan helminthiasis.
Munculnya penyakit babi itu bisa disebabkan oleh salah satu atau gabungan bakteri tersebut. Bakteri berkembang karena kondisi atau faktor lingkungan yang mendukung seperti kelembaban tinggi akibat hujan terus-menerus, kondisi kandang ternak tidak sehat atau sanitasi tidak baik, pakan tidak higienis atau terkontaminasi bibit penyakit yang tercampur pada pakan basi, serangga dan saudagar babi yang membawa bibit penyakit dari luar.
Guna menghindari penularan penyakit ke babi yang masih sehat, warga yang memiliki ternak babi patut diberikan penyuluhan bagaimana cara memelihara babi yang baik. Misalnya apakah sudah dilakukan disinfektan atau penyemprotan dengan antikuman di kandang, menjaga kebersihan kandang ternak dan cara memberi pakan yang sehat. Selain itu, sangat penting jangan sembarangan membawa atau memasukkan ternak babi yang belum dipastikan bebas bibit penyakit. ‘’Penting juga cepat melapor kepada petugas Dinas Pertanian di lapangan begitu ada gejala sakit. Jangan menunggu sampai beberapa hari atau sampai ternak mati,’’ ujar Merta Tanaya. *bud