Harga Turun, Stok Migor Kosong

Sejumlah pelaku usaha kecil menyambut gembira keputusan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberlakukan kebijakan satu harga untuk minyak goreng (migor), yakni Rp 14.000 per liter sejak Rabu (19/1).

305
KOSONG - Rak untuk memajang minyak goreng di salah satu toko modern dalam kondisi kosong.

Tabanan (bisnisbali.com) –Sejumlah pelaku usaha kecil menyambut gembira keputusan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberlakukan kebijakan satu harga untuk minyak goreng (migor), yakni Rp 14.000 per liter sejak Rabu (19/1). Hanya, pascapenurunan harga masyarakat justru susah membeli migor karena stok kosong di sejumlah toko modern di Kabupaten Tabanan.

Ketua International Council For Small Business (ICSB) Kabupaten Tabanan  Bagus Arya Kusuma, S.Sos, M.M., juga menyambut baik kebijakan terbaru pemerintah menurunkan harga minyak goreng di pasaran yang sebelumnya melonjak tinggi. Akan tetapi ia mengharapkan penetapan harga Rp 14.000 per liter tersebut dibarengi pengawasan di lapangan agar benar-benar terimplementasi sesuai wacana pemerintah dan dirasakan oleh masyarakat.

Menurutnya, saat ini masih ada toko modern yang menjual minyak goreng di atas harga yang ditentukan pemerintah. Kalau pun ada toko modern yang menawarkan migor sesuai ketentuan, jumlahnya terbatas sehingga stok cepat habis. “Kemarin sore karyawan saya sempat membeli minyak goreng. Menurut info karyawan toko, memang ada minyak goreng yang murah tapi barangnya sedikit dan sudah habis. Akhirnya terpaksa membeli minyak goreng yang harganya mahal,” kilahnya, Kamis (20/1).

Pemilik usaha Padma Medikal Husada (Padma Herbal) itu menyatakan, jika kebijakan satu harga minyak goreng tidak dituruti para agen, pemasok dan pelaku usaha, permintaan pasar akan tetap tinggi. Di sisi lain, stok migor yang berharga murah terbatas. Kondisi tersebut tentunya akan kembali membuat harga minyak goreng di pasaran melambung tinggi. ‘’Seharusnya ada pengawasan ketat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan dengan turun ke lapangan mengecek harga dan stok barang,” ujar Arya Kusuma.

Diakuinya, selama ini minyak goreng menjadi kebutuhan utama bagi sebagian besar pelaku usaha kecil. Makanya ketika harga migor membumbung tinggi, sebagian besar pelaku usaha kecil khususnya kalangan pengusaha kuliner dan penjual gorengan mengeluh rugi. Sebab, mereka tidak bisa serta-merta menaikkan harga jual produk olahannya karena risikonya akan susah laku di pasaran.

Hal senada disampaikan masyarakat lainnya Arya Suta. Harga minyak goreng memang turun, namun ketika membeli di sejumlah toko modern stoknya malah habis. Rak yang biasanya digunakan untuk memajang minyak goreng tampak kosong. “Informasi dari karyawan toko, minyak goreng habis dan masih menunggu pengiriman kembali,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian dan Penyaluran Ekspor Impor Disperindag Tabanan Nurhayati menerangkan, penurunan harga minyak goreng sudah berlaku di toko modern. Sementara untuk pasar rakyat atau retail tradisional dilakukan secara bertahap dalam batas waktu satu minggu ke depan.

“Untuk mekanisme lebih lanjut, kami ada rapat koordinasi secara virtual. Mungkin setelah itu baru kami buat langkah-langkah teknis yang diperlukan terkait kebijakan satu harga untuk minyak goreng,” tegasnya. *man