Perlu Bangun Daya Tahan Ekonomi Bali Jangka Panjang

Bali telah lama bergantung pada sektor pariwisata, sehingga dengan sendirinya perekonomian Bali sangat sensitif terhadap kondisi pariwisata. Karena itu, pemulihan perekonomian Bali akan sangat bergantung pada pemulihan sektor pariwisata.

323
NEGARA POTENSIAL - Untuk mengatasi tantangan jangka pendek dapat dilakukan dengan mencari pasar wisman potensial, seperti direct flight dari negara potensial namun aman dengan memperhatikan kasus konfirmasi, positivity rate, dan varian baru.

Denpasar (bisnisbali.com) – Bali telah lama bergantung pada sektor pariwisata, sehingga dengan sendirinya perekonomian Bali sangat sensitif terhadap kondisi pariwisata. Karena itu, pemulihan perekonomian Bali akan sangat bergantung pada pemulihan sektor pariwisata.

“Maka, untuk bisa mengejar pertubuhan ekonomi yang positif, pemulihan sektor pariwisata mutlak diperlukan. Tentu saat ini wisatawan mancanegara belum datang ke Bali,” kata pemerhati ekonomi dari Undiknas University, Agus Fredy Maradona, Ph.D., CA. di Renon, Rabu (19/1).

Menurutnya, meskipun Bali sudah membuka diri untuk wisatawan mancanegara, kasus Covid-19, khususnya varian omicron, masih menjadi masalah besar di berbagai negara asal wisatawan mancanegara. Untuk itu, pemulihan pariwisata Bali saat ini hendaknya dilakukan dengan memaksimalkan pasar wisatawan domestik. Termasuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan. “Hal yang lebih penting saat ini bukan saja pemulihan ekonomi Bali dalam jangka pendek, akan tetapi juga membangun daya tahan ekonomi Bali dalam jangka panjang,” tegasnya.

Wakil Rektor IV Undiknas University ini menyebutkan untuk itu perlu dilakukan transformasi yang signifikan terhadap perekonomian Bali, agar tidak lagi bergantung hanya pada sektor pariwisata. Upaya transformasi ini tentunya tidak bisa berjalan cepat dan tentunya membutuhkan komitmen dan upaya serius dari para pemangku kepentingan.

Sementara itu Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho di Denpasar menyampaikan pemulihan ekonomi Bali dalam jangka panjang, berarti berbicara tidak hanya sektor pariwisata saja melainkan juga sektor lainnya seperti pertanian, industri, pertambangan dan lain lain. “Jadi, tantangan jangka panjang adalah bagaimana mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dengan melakukan diversifikasi ke sektor lainnya,” ujarnya.

Di sisi lain, tantangan di sektor pariwisata ke depan adalah bagaimana mengembangkan pariwisata Bali menjadi pariwisata berkualitas (quality tourism). Dalam mengatasi tantangan jangka pendek yaitu terkait penurunan kondisi ekonomi dampak pandemi Covid-19, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah mencari pasar wisman potensial, antara lain dengan direct flight dari negara potensial namun aman dengan memperhatikan kasus konfirmasi, positivity rate, dan varian baru. Selanjutnya kemudahan visa dan memperpendek karantina.

Kemudian mendorong digitalisasi dan on boarding UMKM. Implementasinya antara lain dilakukan dengan gerakan bangga buatan Indonesia (GBBI), mendorong pemanfatan QRIS, serta mendorong pemanfaatan program PEN (restrukturisasi kredit, penjaminan kredit).

Sementara dalam mengatasi tantangan jangka menengah panjang, Trisno menegaskan kembali, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah pertama, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui diversifikasi ekonomi. Salah satu sektor potensial adalah sektor pertanian. Bali memiliki banyak komoditas pertanian unggulan, termasuk kopi dan kakao. Untuk mendorong sektor pertanian tersebut, perlu diterapkan digitalisasi yaitu pengembangan sektor hulu melalui pemanfaatan internet of thing, maupun pengembangan sektor hilir dengan pemanfaatan e-commerce.

Kedua, mendorong sektor ekonomi kreatif. Potensi ekonomi Bali di bidang industri kreatif antara lain pada sub sektor kriya dan fesyen. Namun demikian, masih terdapat sejumlah tantangan terkait pemasaran yang belum optimal serta tingkat persaingan produk yang tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan penguatan kompetensi, pengembangan produk dan digitalisasi marketing.

Ketiga, mendorong sektor pendidikan. Bali sangat berpotensi untuk dijadikan lokasi pendidikan internasional. Data UNESCO menunjukkan tren peningkatan outbound pelajar internasional global dalam 5 tahun terakhir. Pengembangan sektor pendidikan di Bali dapat didorong melalui pembukaan International Branch Campuses (IBCs) sehingga menarik siswa untuk menempuh pendidikan di Bali.

Keempat, mendorong quality tourism. “Kita perlu mengakselerasi pengembangan pariwisata Bali untuk health tourism, maritime tourism hub, desa wisata, MICE dan wisata alam,” sarannya.*dik