Petani Tabanan Dikucur Bantuan Sarpras Miliaran Rupiah

Petani di Kabupaten Tabanan tidak hanya mendapat alokasi bantuan bibit hortikultura tahun ini. Pemerintah pusat juga mengucurkan beragam bantuan sarana dan prasarana (sarpras) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di daerah lumbung pangan ini.

226
SUBAK GUNGGUNGAN - Salah satu proyek bantuan sarpras berupa irigasi di Subak Gunggungan tahun lalu.

Tabanan (bisnisbali.com) – Petani di Kabupaten Tabanan tidak hanya mendapat alokasi bantuan bibit hortikultura tahun ini. Pemerintah pusat juga mengucurkan beragam bantuan sarana dan prasarana (sarpras) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di daerah lumbung pangan ini. Nilai bantuan mencapai miliaran rupiah yang bersumber dari APBN 2022.

Sarana pertanian tersebut meliputi irigasi perpipaan sebanyak satu unit dengan nilai Rp 84.000.000, satu unit embung pertanian untuk tanaman pangan Rp 120.000.000, bantuan dua unit embung pertanian untuk hortikultura masing-masing Rp 120.000.000 atau total Rp 240.000.000 dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) sebanyak 22 unit masing-masing senilai Rp 75.000.000 atau sebesar Rp 1.650.000.000. Pemerintah pusat juga melanjutkan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) seluas 12.000 hektar dan program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) sebanyak 750 ekor.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan Drh. Ni Nyoman Ria Wati, Selasa (18/1) mengungkapkan Kabupaten Tabanan kembali mendapatkan bantuan sarpras yang jenis dan nilainya hampir sama seperti tahun sebelumnya. Bedanya, tahun ini bantuan sarpras untuk pompa air tidak dialokasikan lagi, namun ditambah dengan bantuan embung. ‘’Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL) bantuan sarpras tersebut sudah disusun, bahkan telah diproses untuk nantinya dibuatkan SK,” tuturnya.

Titik lokasi atau penerima bantuan sarpras menyebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tabanan. Begitu pula untuk program AUTP dan AUTS. Masing-masing kecamatan rata-rata mendapat dua sampai tiga program sarpras tahun ini. Bantuan sarpras bertujuan membantu petani dalam upaya meningkatkan produksi dan menjaga ketahanan pangan. “Ketika produksi sudah meningkat  maka secara tidak langsung kesejahteraan petani akan meningkat pula nantinya,” ujarnya.

Ria Wati menjelaskan, pengerjaan sarpras akan dilakukan secara swakelola khususnya pada nilai proyek di bawah Rp 100 juta. Sementara untuk proyek nilainya di atas Rp 100 juta dan bersifat teknis akan dilakukan dengan cara penunjukan langsung (PL) atau kalau memungkinkan melalui E-Katalog sesuai prosedur pengadaan barang/jasa (PBJ).

Bercermin dari program yang sama tahun sebelumnya, eksekusi kegiatan di lokasi penerima sarpras kemungkinan baru mulai dikerjakan pada triwulan kedua atau April 2022. Batas waktu pengerjaan proyek hingga akhir Desember 2022.

Dipaparkannya, penerima sarpras memiliki ketentuan atau panduan khusus. Di antaranya titik atau lokasi untuk bantuan RJIT minimal di lokasi tersebut berfungsi mengairi sawah seluas di atas 50 hektar. Hal sama juga berlaku untuk program perpipaan yang dialokasikan satu unit tujuannya untuk membantu memperlancar pengairan air di sawah di atas 50 hektar. *man