Tabanan (bisnisbali.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan harus menuntaskan penanganan bencana usulan pada pertengahan November 2021 lalu. Akan tetapi di tengah upaya tersebut, alokasi penanganan bencana dari anggaran induk APBD yang dikantongi BPBD Tabanan terbilang minim. Betapa tidak, tahun ini alokasi anggaran hanya Rp 960 juta.
Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri menyampaikan, anggaran untuk penanganan bencana tahun ini jauh menurun dibandingkan sebelumnya yang dialokasikan Rp 2.865.000.000. Padahal pada 2022 BPBD masih harus menangani bencana khususnya dampak kerugian akibat bencana alam yang diusulkan pada pertengahan November 2021 sampai Januari 2022 yang mencapai 95 permohonan. “Berkurang anggaran yang kami dapatkan tahun 2022. Penyebabnya mungkin situasi keuangan belum bagus saat ini,” jelasnya, Selasa (18/1).
Anggaran Rp 960 juta itu sebagian besar akan digunakan menangani bencana yang diusulkan pada pertengahan November 2021 sampai Januari 2022. Cukup atau tidaknya alokasi anggaran tersebut belum bisa dipastikan, mengingat pihaknya harus melakukan pendataan ke lapangan atas permohonan yang diajukan oleh masyarakat. Apabila anggaran yang sudah dialokasikan tersebut kurang, akan dilakukan penangguhan terhadap pemohon. “Kalau kurang, kami tunda kepada pemohon untuk merealisasikan,” ujarnya.
Menurut Srinadha Giri, anggaran tambahan baru bisa diusulkan nanti di anggaran perubahan. Apalagi ini baru awal tahun, sedangkan prediksi potensi bencana tahun 2022 tetap ada. Namun, pihaknya berharap tidak terjadi bencana alam yang menimbulkan kerugian banyak.
Pada Desember 2021, BPBD sudah menerima usulan bencana mencapai 50 permohonan. Usulan yang masuk ini dari berbagai kategori bencana mulai dari kebakaran, longsor hingga bangunan tertimpa pohon. Salah satunya yang terbaru adalah bencana Bale Pebat di Banjar/Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg. Bangunan berukuran 4 meter kali 10 meter tersebut tersambar petir saat hari Penampahan Galungan beberapa bulan lalu. Awalnya yang tersambar petir penjor, kemudian percikan apinya menyambar atap bangunan pebat yang terbuat dari ijuk. *man