KENAIKAN harga minyak goreng dalam beberapa bulan terakhir sangat berpengaruh terhadap kondisi rumah tangga masyarakat bawah. Anggota Komisi VI DPR RI asal Gianyar, I Nyoman Parta, mengatakan sangat prihatin dengan melonjaknya harga minyak goreng di pasaran saat ini.
Kenaikan harga minyak goreng sudah mulai terlihat memasuki akhir November 2021. Kenaikan harga minyak goreng ini tentu memberatkan masyarakat.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan. Pandemi belum usai, masyarakat harus merasakan kenaikan harga minyak goreng sudah hampir dua bulan,” ucapnya.
Pelaku UMKM juga sangat terpukul atas kenaikan harga minyak goreng. Sebab, banyak produk UMKM menggunakan minyak goreng sebagai alat bantu seperti pedagang kuliner. Makanya mereka mengurangi jenis menu yang digoreng. “Padahal UMKM di sektor kuliner memberikan banyak peluang kerja,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga minyak goreng juga bisa berefek ke hal lainnya seperti kenaikan inflasi. Pemerintah harus mengambil langkah terobosan di tengah kondisi seperti ini. Sebab, harga minyak goreng merupakan persoalan lama yang terus berulang setiap tahun. Pemerintah mesti melakukan pemetaan terkait rantai pasokan dan mengawasi secara ketat karena mempunyai kemampuan melakukan langkah tersebut.
Beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya segera melakukan operasi pasar agar harga stabil dan mengatur tata niaga minyak goreng. “Jangan dibiarkan produsen menentukan kapasitas produksi, seenaknya melakukan ekspor CPO dan mengabaikan kebutuhan dalam negeri,” tegasnya.
Ia minta pemerintah dengan aparatur penegak hukumnya melakukan investigasi secara komprehensif terkait persoalan naiknya harga minyak goreng. Harus diinvestigasi apakah ada indikasi permainan kartel di balik kenaikan harga ini. Pemerintah mesti tegas kepada mereka yang meraup keuntungan di tengah penderitaan rakyat. *kup