Denpasar (bisnisbali.com) – Puluhan warga Renon Denpasar yang sebagian besar ibu-ibu, silih berganti datang ke sebuah rumah di Jalan Mandala Sari, Renon Denpasar, Jum’at (14/01/2022) sore. Raut sumringah tampak jelas di wajah mereka saat akan menukarkan secarik kertas kupon di genggamannya dengan sejumlah bahan makanan pokok (sembako).
Dapat dibayangkan, kata-kata syukur pasti terucap di benak mereka saat menerima paket sembako itu. Setidaknya, dengan paket sembako yang didapat, untuk beberapa hari ke depan mereka dapat merasakan tenang memikirkan makanan untuk diberikan kepada anak-anaknya.
Adalah Siti Sapura, wanita dermawan yang mendermakan sebagian miliknya untuk membantu sedikit meringankan beban warga di lingkungannya menghadapi kondisi sulit dampak pandemi Covid-19 yang sudah hampir dua tahun ini berlangsung.
Dibantu tiga orang rekannya, wanita yang akrab dipanggil dengan nama Ipung ini, dengan sabar melayani warga satu persatu untuk menukarkan kupon paket sembako yang sebelumnya telah dibagikan kepada warga yang benar-benar membutuhkan. Sengaja ia bagikan dengan kupon, agar tidak terjadi kerumunan berlebih saat pengambilan sembako.
“Saya berbagi bukan karena saya merasa kaya. Saya berbagi karena saya mengerti dan merasakan rasanya hidup susah,” kata Ipung yang juga dikenal sebagai advokat dan aktivis perlindungan anak dan perempuan ini saat ditemui di sela-sela pembagian sembako itu
Niat ini, lebih lanjut Ipung mengatakan, sudah terpikirkan untuk dilakukan sejak awal pandemi terjadi, terlebih saat dampak pandemi semakin serius dan meluas, sehingga membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya.
“Sebenarnya ini (bantuan sembako, red) sudah pikiran saya sejak awal pandemi, waktu itu saya berpikir apa yang bisa saya lakukan di saat pandemi. Pandemi pasti akan membuat banyak orang mengalami kesulitan. Orang-orang saya lihat banyak yang kehilangan pekerjaan,” ujarnya.
Total ada 175 paket sembako yang dibagikan sore itu. Ipung berharap apa yang ia berikan dapat sedikit meringankan, setidaknya sedikit menghibur resah para orang tua di tengah kondisi sulit dampak pandemi yang belum jelas kapan akan berakhir. Ia berharap, paling tidak, orang di sekitarnya tidak ada merasakan derita tidak makan seperti yang pernah dialaminya dahulu.
“Semoga ini dapat sedikit membantu. Paling tidak apa saya bisa makan, mereka juga bisa makan. Saya tidak ingin orang menderita seperti saya, saat 15 tahun yang lalu. Saya tidak bisa makan. Saya tidak bisa membeli susu untuk anak saya, anak saya hanya minum air putih. Saya bersumpah kepada tuhan, suatu saat izinkan saya diberikan rejeki, saya akan berbagi kepada mereka agak hidup mereka tidak seperti saya,” ungkapnya.
Ipung berpesan agar tetap optimis dan terus berjuang, untuk anak, untuk keluarga dan untuk hidup yang lebih baik. Ia meyakinkan, kondisi sulit ini pasti akan berlalu dan dapat dilewati. “Saya ingin mereka tetap semangat. Jangan pernah menyerah karena semua orang melewati ini. Tuhan tidak akan pernah tidur, pasti Tuhan akan memberikan kita melalui cara-cara yang lain, walaupun kita tidak dalam keadaan bekerja,” tandasnya. *rah