Tabanan (bisnisbali.com) –Tahun ini Trans Serasi tak lagi dianggarkan akibat keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten Tabanan. Meski begitu, sejumlah armada (kendaraan) tetap beroperasi mengantar dan menjemput siswa di sejumlah kecamatan. Hanya, kini polanya berbeda yaitu biaya operasional Trans Serasi dibebankan kepada orangtua siswa (komite sekolah) yang difasilitasi oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Tabanan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tabanan I Made Yasa, Kamis (13/1), menyampaikan tahun ini anggaran untuk operasional Trans Serasi yang dibiayai oleh APBD disetop sementara. Akan tetapi sejumlah armada Trans Serasi yang dimiliki masyarakat masih tetap beroperasi melayani antar jemput-siswa di sekolah. Salah satunya ada di Kecamatan Baturiti.
“Sebenarnya Trans Serasi dibutuhkan khususnya oleh siswa yang belum cukup umur membawa kendaraan bermotor, karena tidak punya SIM dan mungkin karena kondisinya masih labil untuk berkendara. Itu pula yang mendasari sejumlah sekolah di Baturiti masih memanfaatkan angkutan Trans Serasi,” jelasnya.
Operasional Trans Serasi di Kecamatan Baturiti menggunakan pola yang berbeda dibandingkan sebelumnya. Itu terjadi setelah dilakukan pendekatan oleh Koordinator Trans Serasi wilayah Baturiti ke pihak sekolah. Perbedaan tersebut khususnya menyangkut pembiayaan operasional. Jika sebelumnya biaya operasional dibebankan kepada pemerintah daerah sehingga siswa bisa memanfaatkan layanan secara gratis, kini biaya tersebut dibebankan kepada komite sekolah dengan nominal Rp 5.000 per siswa per hari untuk layanan antar-jemput.
Mantan Kadis Koperasi dan UKM ini menambahkan, armada Trans Serasi di Kabupaten Tabanan mencapai 217 unit. Dari jumlah tersebut, di Kecamatan Baturiti dimanfaatkan 62 unit kendaraan. Armada ini melayani empat sekolah yang semuanya siswa SMP.
Rencananya, pola yang sama juga dilakukan di sejumlah sekolah di kecamatan lainnya. Di antaranya Kecamatan Penebel dan Kecamatan Marga, namun masih tahap penjajakan oleh pihak koordinator Trans Serasi di masing-masing kecamatan tersebut. “Kami juga akan membantu koordinasi dengan pihak sekolah dan orangtua siswa, sehingga angkutan Trans Serasi tetap bisa beroperasi di tengah tidak adanya anggaran saat ini,” pungkas Made Yasa. *man