Amlapura (bisnisbali.com)–Makin banyak objek wisata air terjun yang dibuka dan ditata di Kabupaten Karangasem. Namun, pada musim hujan wisatawan perlu waspada berwisata ke objek air terjun tersebut karena sumber air semuanya dari sungai.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem Ida Ketut Arimbawa di Amlapura, Kamis (13/1). Menurutnya, berbahanya berwisata ke air terjun yang sumbernya dari air sungai terutama saat hujan lebat atau setelahnya. Sebab, ketika hujan lebat dan terjadi banjir bandang, air terjun airnya keruh. Selain itu, pada saat banjir bandang, air terjun mendadak sangat besar dan keruh. Air terjun juga berada di antara tebing terjal.
Beberapa objek wisata air terjun sudah ditata masyarakat atau desa setempat untuk objek wisata alam. Di antaranya Air Terjun Yeh Labuh yang berlokasi di jalan raya masuk di depan Koramil Manggis, Kecamatan Manggis. Selanjutnya Air Terjun Yamuna 1 dan Yamuna 2, Air Terjun Batu Engsel di Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, serta objek wisata Air Terjun Gerobog Sambeh di Manggis. Berikutnya air terjun di wilayah Desa Duda Timur, Yeh Cebure, Kecamatan Rendang, yang airnya deras dan cukup berbahaya karena dekat dengan tebing.
‘’Kami juga sudah sampaikan kepada para operator wisata rafting di Telaga Waja, Kecamatan Rendang, agar mewaspadai banjir banding Sungai Telaga Waja dan Yeh Sah pada musim hujan ini. Sungai Yeh Sah hulunya di lereng Gunung Agung. Tujuh sungai di hulu menjadi satu di Sungai Yeh Sah. Saat banjir lahar dingin usai erupsi Gunung Agung beberapa tahun lalu, airnya sangat besar dan membawa material bekas erupsi yang sangat banyak,’’ papar Arimbawa yang beberapa kali menelusuri dan berwisata ke sumber mata air Kayohan Dedari di lereng Gunung Agung.
Dijelaskannya, air terjun di Karangasem kebanyakan bersumber dari air sungai atau terjunan air sungai. Berbeda dengan di Kabupaten Buleleng yang mana air terjun sumbernya dari mata air. Oleh karena itu, ketiga terjadi banjir, air terjun di Karangasem menjadi keruh. *bud