IDA Bagus Adnyana merupakan pemilik Pertenunan Putri Ayu. Usaha tenun ikat ini dirintisnya sejak tahun 1991. Putri Ayu melambangkan seorang gadis perparas ayu dan cantik. Setelah bergeser dari usaha penyosohan gabah, ia memulai usaha pertenunan bermodalkan empat alat tenun. Tujuannya mulia yaitu melestarikan kegiatan tenun yang ada di masyarakat Bali.
Kerja kerasnya mengembangkan usaha pertenunan berbuah manis. Pemilik Putri Ayu ini mendapatkan anugerah “Kreativitas Inovasi Masyarakat’’ pada tahun 2009. Adnyana menerima penghargaan dari Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia sebagai pemenang Anugerah Kreativitas Inovasi Masyarakat Bidang Rekayasa dan Manufaktur Alat Tenun Tradisional (ATBM) dengan sistem kartu. Selanjutnya penghargaan Paramakarya dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Hasil itu membuatnya mendedikasikan hidupnya di dunia pertenunan.
Tahun 1997, Putri Ayu mengembangkan ide pembuatan kain tenun dengan teknik air brush dan penggunaan warna alam. Hal itu membuat Putri Ayu sering mendapatkan kunjungan Pemerintah Provinsi Bali.
Pada 2007, Putri Ayu meluncurkan produk baru yaitu tenun ikat songket dengan sistem kartu (jacquard). Sistem ini mempunyai kelebihan, yaitu satu lembar songket dapat diselesaikan satu hari dengan lebar standar tanpa sambungan guna mempercepat produksi.
Pria kelahiran Denpasar tahun 1954 ini menyampaikan, Putri Ayu memiliki visi menjadi perusahaan tenun yang mampu melestarikan kerajinan kain tenun dan meningkatkan UMKM di Bali. Dengan teknik air brush, pewarnaan alam dan inovasi baru lainnya, Putri Ayu berupaya meningkatkan kualitas produk dan pelayanan untuk kepuasan pelanggan. Saat ini Putri Ayu diperkuat 45 tenaga kerja dan 35 mesin ATBM.
Adnyana tertantang mengembangkan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan kualitas produksi. Berawal dari empat alat kini Putri Ayu telah memiliki 40 alat tenun. Putri Ayu rata-rata dapat memproduksi 100 meter kain tenun per hari dan 2.000 meter kain tenun dalam sebulan.
Pertenunan Putri Ayu mempunyai beberapa rekan bisnis di antaranya bekerja sama dengan Christian Dior (Paris, Prancis) tahun 2020, Bali Magis dan desainer Anna Mariana. Putri Ayu juga bekerja sama dengan perusahaan Iwaki (Jepang) dan Linax Company (Selandia Baru).
Saat ini Pertenunan Putri Ayu memproduksi beberapa jenis tekstil seperti kain tenun ikat (endek), kain songket, kain tenun dobby serta kain tenun inovasi penggabungan beberapa teknik tenun seperti tenun pucuk. Maskot Kota Gianyar berupa bunga pucuk dituangkan dalam tenun bermotif oleh Putri Ayu.
Adnyana menambahkan, kain tenun merupakan salah satu warisan dan identitas budaya Indonesia. Bali adalah salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain tenunnya. “Putri Ayu diharapkan dapat melestarikan kain tenun berkualitas dengan tetap memanfaatkan teknologi secara optimal,” ucap suami Ida Ayu Putri Sugiantini ini.
Produk unggulan Putri Ayu dan sudah terdaftar di APEC dengan motif Dewata Nawa Sanga, Kain Sarad, Sekar Jepun Barak, Gegringsingan Rawe Rontek, Songket Aksara Bali, Songket Pucuk, Sistem Air Brush dengan aneka desain dan sistem alat dobby di atas ATBM standar.
Show room di Jalan Lapangan Astina Jaya, Blahbatuh, Gianyar, 0812-3835-533, email [email protected], https://balimall.id/pertenunan-putri-ayu, Instagram @tenunputriayu. *kup