Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliKredit Perbankan dan Investasi masih Terpacu

Kredit Perbankan dan Investasi masih Terpacu

Penyaluran kredit perbankan dan investasi masih memungkinkan terpacu atau tumbuh pada 2022.

Denpasar (bisnisbali.com) –Penyaluran kredit perbankan dan investasi masih memungkinkan terpacu atau tumbuh pada 2022. Dengan berbagai kebijakan pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi dan kemudahan dalam berinvestasi bisa menjadi harapan positif tahun mendatang. Hal itu dikatakan pemerhati ekonomi Wayan Kurnia Putri, M.M. di Sanur baru-baru ini terkait kondisi perbankan dan investasi ke depannya.

“Kondisi perbankan masih tumbuh baik sampai saat ini, kendati dari sisi KPR sedikit melambat. Tapi adanya BI 7 days repo rate yang tetap 3,5 persen berimbas pada penurunan suku bunga kredit dan bunga KUR rendah, kondisinya harus jauh lebih baik dari 2021,” katanya.

Menurut dia, industri perbankan diyakini akan menyambut baik berbagai kebijakan pemerintah untuk mendorong investasi dan bisa berpengaruh pada pertumbuhan kredit. Laju inflasi juga cenderung terjaga. “Dengan suku bunga perbankan yang tergolong rendah akan diikuti bank lainnya untuk melakukan penyesuaian suku bunga. Kredit perbankan optimis bisa tumbuh lagi,” ujarnya.

BI 7 days repo rate dengan suku bunga3,5 persen tentu ada asumsi tekanan inflasi tidak akan tinggi lagi. Dengan mengarah ke inflasi rendah ada harapan masyarakat untuk membagi dananya dalam membayar kredit makin tinggi dan minat masyarakat untuk kredit juga tumbuh. Bila tren kredit perbankan bisa tumbuh setidaknya investasi akan ikut berkembanga positif dan menjadi naik.

Hal sama dikatakan pengamat perbankan lainnya, Budiadnyana, S.E. , M.M. Kata dia, bila berpedoman pada kondisi suku bunga acuan BI terbaru, secara logika memang suku bunga perbankan pasti akan mengalami penyesuaian. BI 7 days repo rate saling berkaitan dengan penerapan suku bunga perbankan. Berapa persen penurunan suku bunga perbankan, tentunya harus memudahkan bagi pelaku UMKM. “Kini ada harapan kredit perbankan dan investasi harus dipacu pada 2022,” katanya.

Ia menaruh keoptimisan kredit dan dunia investasi masih akan tumbuh asalkan perbankan fokus pada pelayanan dan kehati-hatian. Ia menyarankan, langkah konkrit yang dilakukan perbankan adalah memperkuat keunggulan bersaing dengan mengapresiasi efisiensi di segala lini tanpa mengurangi peluang meraih nilai tambah. Menciptakan pelayanan prima dengan inovasi lebih baik dari pesaing, mempertahankan nasabah prima, menciptakan daya tarik yang unik dan memperkuat loyalitas pelanggan dengan mengintensifkan sentuhan sesuai budaya dan adat istiadat. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer