PERHIMPUNAN Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Bali yang menaungi 134 BPR dan BPRS di Bali, menyerahkan cooperate social responsibility (CSR) berupa 1 unit mobil kepada Gubernur Bali yang selanjutnya diperuntukkan operasional Majelis Desa Adat (MDA) khususnya di Kabupaten Buleleng. Penyerahan CSR yang bertujuan turut dalam menguatkan budaya dan desa adat di Bali ini dilakukan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre, Denpasar, Kamis (23/12).
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan kerja sama digitalisasi Perbarindo Bali dengan BPD Bali serta penandatanganan PKS dengan PT Komunal Sejahtera Indonesia.
Ketua Perbarindo Bali I Ketut Wiratjana mengatakan, penyerahkan CSR ini sesuai visi misi Gubernur Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yaitu memperkuat kasanah budaya. “Kalau budaya dan adat tidak kuat, maka ekonomi juga tidak bergulir, tidak masuk pada ekosistem. Sehingga kami di Perbarindo dengan 134 BPR dan BPRS di Bali bergotong royong untuk bisa menyumbangkan 1 unit mobil,” ujarnya.
Dijelaskannya, pandemi Covid-19 adalah situasi yang sangat berat dihadapi BPR. Meski begitu, untuk membangun Bali melalui penguatan desa adat yang merupakan langkah brilian, BPR bergotong royong menyumbang dengan tulus dan berperan dalam membangun ’’Sat Kerthi Loka Bali’’.
Menurut Wiratjana, dari 134 BPR dan BPRS di Bali, 95 persen adalah milik masyarakat Bali dan sebanyak 5.820 karyawan yang menggantungkan hidupnya di BPR. Ke depan pihaknya berharap kerja sama lebih baik, BPR juga telah dijamin LPD serta menawarkan suku bunga bersaing.
Bendesa Agug MDA Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menyatakan sangat berterima kasih atas CSR yang telah diberikan oleh bank umum termasuk BPR. Dikatakannya, bantuan yang diberikan tidak hanya saat ini, namun sebelum pandemi MDA telah banyak menerima bantuan. “Termasuk bangunan megah (Gedung MDA) yang ada di Bali,” terangnya.
Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya mengungkapkan, kekuatan desa adat menjadi andalan utama yang menjaga sistem kehidupan dengan adat istiadat, seni budaya dan kearifan lokal. Bali diberikan anugerah kekayaan budaya yang membuat banyak orang tertarik ke Bali. “Ini membuat siklus baru, menimbulkan ekonomi. Tanpa budaya, ekonomi tidak akan tumbuh. Hal itu yang menjadi alasan para pelaku usaha di Bali untuk memikirkan keberadaan desa adat di Bali,” jelasnya.
Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Giri Tribroto menyampaikan, langkah ini bukan yang terakhir. Ke depannya hal serupa juga akan dilakukan. “Ini kan untuk MDA Buleleng. Untuk desa adat lain diharapkan adanya dari jasa keuangan lain,” ungkapnya. *adv/wid