Denpasar (bisnisbali.com) –Kekurangan nutrisi pada anak dan ibu hamil memiliki risiko terjadinya stunting pada anak. Keberadaan posyandu di masing-masing banjar/lingkungan memiliki peran penting untuk mencegah hal ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Antari Jaya Negara saat menjadi narasumber pada acara talk show kesehatan reproduksi dan kecantikan di Taman Inspirasi Muntig Siokan Pantai Merta Sari, Sanur, Selasa (21/12). “Kami tetap menggalakkan posyandu yang ada di masing-masing banjar/lingkungan. Keberadaan posyandu sangat membantu dalam mencegah terjadinya stunting,” ujarnya memaparkan upaya PKK Kota Denpasar menekan terjadinya stunting.
Menurut Ny. Antari, stunting adalah kondisi yang ditandai panjang atau tinggi badan anak kurang dibandingkan umurnya. Di samping itu, stunting merupakan kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Penyebab utamanya adalah kekurangan nutrisi.
Untuk mengatasi permasalahan stunting, PKK Kota Denpasar telah berupaya berkolaborasi dengan dinas terkait seperti DP3AP2KB, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Perkim, Dinas PUPR dan Dinas Pertanian. Selain itu, memberikan makanan tambahan pada balita dan mengunjungi langsung balita kurang gizi.
Pihaknya juga sudah membentuk TPK (Tim Pendamping Keluarga). Ini merupakan salah satu program BKKBN secara preventif dan promotif dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting secara nasional. TPK terdiri dari bidan desa, kader PKK, kader IMP, PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) di antaranya Kepala Kewilayahan Kades/Lurah, PLKB, Pokja Desa) dan sub PPKBD (tenaga kesehatan yang ada di desa/kelurahan) yang berdomisili dan mendapatkan penugasan di desa atau kelurahan. Mereka melaksanakan tugas melakukan pendampingan terhadap keluarga yang berisiko tinggi memiliki anak stunting serta mendukung usaha percepatan penurunan angka stunting. *wid