Denpasar (bisnisbali.com) – Bank Indonesia meyakini proses pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut dan akan meningkat lebih tinggi pada 2022. Pertumbuhan ekonomi diprediksi membaik pada triwulan IV 2021 sejalan dengan meningkatnya mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh pemerintah dalam pengendalian Covid-19 varian delta.
Kinerja konsumsi swasta, investasi, serta konsumsi pemerintah diprakirakan terus meningkat, di tengah tetap terjaganya kinerja ekspor. Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja lapangan usaha utama, antara lain industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan yang diprakirakan tetap baik.
Mengutip laporan laman Bank Indonesia menyampaikan sejumlah indikator hingga Desember 2021 menunjukkan proses pemulihan yang berlanjut, seperti peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai daerah, kenaikan penjualan eceran, penguatan keyakinan konsumen, serta ekspansi PMI manufaktur. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2021 berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu 3,2-4,0 persen.
Pada 2022, perbaikan ekonomi terutama didukung konsumsi swasta yang meningkat, dan kinerja ekspor serta belanja fiskal pemerintah yang tetap terjaga. Hal tersebut sejalan dengan mobilitas yang terus meningkat, pembukaan ekonomi yang semakin luas, serta stimulus kebijakan yang berlanjut. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi domestik 2022 tumbuh lebih tinggi menjadi 4,7-5,5 persen.
Bank sentral pun menyatatkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik. Kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV 2021 diprakirakan membaik didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut. Neraca perdagangan November 2021 mencatat surplus sebesar 3,5 miliar dolar AS, didukung oleh kinerja ekspor komoditas utama, seperti batu bara, besi dan baja, dan kimia organik. Sementara itu, terdapat penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net outflows sebesar 2,3 miliar dolar AS pada periode Oktober hingga 14 Desember 2021.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2021 meningkat, yakni 145,9 miliar dolar AS, setara pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, transaksi berjalan diprakirakan dalam kisaran surplus 0,3 persen sampai dengan defisit 0,5 persen dari PDB pada 2021, dan akan tetap rendah dalam kisaran defisit 1,1 persen – 1,9 persen dari PDB pada 2022, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia.
Sebelumnya Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho menyebutkan pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2021 diperkirakan berkisar pada -2,6 persen sampai dengan -1,8 persen. Sementara itu untuk tahun 2022, beberapa indikator diperkirakan semakin membaik sehingga pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada 5,4 persen hingga 6,2 persen. Proyeksi Bali tersebut lebih tinggi dibandingkan nasional 2022 yang diprakirakan tumbuh 4,6 persen – 5,4 persen. *dik