BI7DRR Bertahan 3,5 Persen Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.

210
STABILITAS - Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut.

Denpasar (bisnisbali.com) – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut. Bank Indonesia juga menyebutkan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.

Data BI menyebutkan inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 tercatat inflasi 0,37 persen (mtm) sehingga inflasi IHK sampai November 2021 mencapai 1,30 persen (ytd). Secara tahunan, inflasi IHK tercatat 1,75 persen (yoy), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 1,66 persen (yoy). Inflasi inti tetap rendah sebesar 1,44 persen (yoy) di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, didukung oleh pasokan yang terkendali, nilai tukar yang stabil, dan ekspektasi inflasi yang terjaga. Inflasi kelompok volatile food melambat didukung pasokan barang yang memadai.

Inflasi kelompok administered prices meningkat dipengaruhi kenaikan tarif angkutan udara sejalan mobilitas yang membaik. Inflasi diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022. Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) guna menjaga inflasi IHK dalam kisaran targetnya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Trisno Nugroho belum lama ini menyampaikan hingga akhir tahun 2021, kestabilan harga dipastikan tetap terjaga dengan laju inflasi berada di bawah kisaran target inflasi nasional yaitu 3% + 1%(yoy). Ke depan kondisi kestabilan harga akan sedikit tertekan. Pada tahun 2022, inflasi Provinsi Bali diprakirakan berada pada kisaran target inflasi nasional 3% + 1%(yoy), utamanya didorong oleh meningkatnya aktivitas pariwisata, normalisasi harga tiket angkutan udara, potensi peningkatan cukai rokok, serta peningkatan UMP dan biaya sekolah.

Sementar untuk fungsi pengendalian inflasi, kata Trisno disampaikan pada saat high level maupun technical level meeting TPID provinsi maupun kabupaten / kota. Kami menyampaikan ulasan mengenai kondisi perekonomian, kondisi kestabilan harga, serta kontribusi faktor-faktor penyebab inflasi serta rekomendasi masalah 4 K (yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi serta komunikasi efektif). *dik