Kamis, November 21, 2024
BerandaBaliOkupansi Kamar Hotel di Bali saat Nataru Diperkirakan 50-60 Persen

Okupansi Kamar Hotel di Bali saat Nataru Diperkirakan 50-60 Persen

Pembatalan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti diharapkan memberikan angin segar untuk pariwisata Bali.

Denpasar (bisnisbali.com) –Pembatalan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti diharapkan memberikan angin segar untuk pariwisata Bali. Tingkat hunian (okupansi) kamar hotel pun diprediksi mengalami kenaikan yang rata-rata  mencapai 50-60 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Agung Rai Suryawijaya, saat diwawancarai Selasa (14/12) mengatakan, dilihat dari aktivitas penerbangan, penerbangan domestik yang datang ke Bali saat ini rata-rata mencapai 11 ribu hingga 12 ribu per hari. “Saya prediksi Nataru akan ada peningkatan. Pribadi saya memprediksi sekitar 15 ribu hingga 20 ribu per hari. Itu melalui udara, belum yang melalui pelabuhan,” terangnya.

Dari itu, dia mengatakan akan ada pula kenaikan okupansi saat libur Nataru mendatang yang diperkirakan mencapai 50-60 persen. Angka tersebut merupakan rata-rata secara regional Bali. “Artinya, akan ada beberapa hotel yang tinggi (okupansi) bisa mencapai 70 persen. Ada juga di bawah 60 persen. Sehingga saya berbicara rata-rata,” ujarnya.

Saat ini, dikatakannya okupansi kamar hotel di Bali mencapai 35-40 persen. Angka tersebut dikatakannya, mengalami peningkatan dari 2020 yang saat itu tengah ada pengetatan PPKM serta kontraksi ekonomi mencapai 9,31 persen.

Disinggung soal asal wisatawan yang datang ke Bali, Rai Suryawijaya mengatakan, saat ini memang masih didominasi oleh wisatawan domestik. Beberapa wisatwan mancanegara (wisman) dikatakannya sudah ada yang datang ke Bali melalui penerbangan dari Jakarta untuk keperluan bisnis. Di samping itu, menurutnya wisman yang melakukan work from Bali (WFB) juga ada.

Kedatangan wisman ke Bali khususnya untuk berlibur, Rai Suryawijaya mengatakan, pihaknya akan mengusulkan beberapa hal yang terkait setelah Nataru nanti. “Karena evaluasi diadakan setelah Nataru. Saat ini belum bisa berbuat banyak. Apalagi ada varian baru Omicron,” jelasnya.

Pengalaman tahun lalu (2020) dikatakannya kasus Covid-19 kembali tinggi setelah perayaan hari besar seperti Nataru, Idul Fitri dan sebagainya. “Jika ini nanti bisa terkendali, akan dipertimbangkan kembali (untuk visa turis). Kenapa akan beda dari yang sebelumnya, Karena capaian vaksin di Bali dan Indonesia sudah bagus sehingga herd imunity sudah terbentuk,” imbuhnya. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer