Gianyar (bisnisbali.com)-PMI membutuhkan banyak pasokan darah memasuki pengujung tahun antara lain untuk persediaan selama perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sehubungan dengan itu, Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Daerah Bali Ketut Priggantara mengajak pemerintah di setiap desa membuat basis data pendonor yang bisa menyumbangkan darah baik secara rutin maupun mendadak.
Menurutnya, generasi muda di setiap desa mesti memiliki budaya mendonorkan darah. Mendonorkan darah secara tidak langsung bisa mengetahui kesehatan darah yang disumbangkan. ‘’Setiap desa bisa membuat data base pendonor yang bisa menyumbangkan darahnya sesuai golongan darah. Setiap banjar bisa dibentuk kelompok donor darah sehingga bisa secara rutin atau dapat membantu memenuhi kebutuhan darah terutama yang sifatnya mendadak,” ujarnya saat pelaksanaan donor darah melibatkan masyarakat umum dan komunitas pendonor Teman Partha di Wantilan Pura Dalem Guwang, Kecamatan Sukawati, Minggu (12/12).
Bendesa Desa Adat Guwang I Ketut Karben Wardana menyampaikan, Desa Guwang rutin mengadakan kegiatan donor darah, baik di tingkat banjar yang diselenggarakan oleh sekaa teruna maupun di tingkat desa yang dilaksanakan oleh karang taruna. “Kami di Desa Guwang sudah ada data base warga yang aktif sebagai pendonor,” jelasnya.
Anggota Komisi VI DPR RI asal Gianyar, I Nyoman Parta, didampingi Ketua Teman Parta, Kande Putra, mengatakan sudah banyak merangkul generasi muda agar ikut bergabung dalam komunitas pendonor. Kegiatan donor darah merupakan bagian dari yadnya. “Ketika dalam masa pandemi tidak memiliki uang untuk disumbangkan, masyarakat masih bisa menyumbangkan darahnya untuk masyarakat lain yang membutuhkan darah,’’ katanya.
Ia juga mengajak generasi muda bisa membentuk komunitas pendonor darah atau membuat kelompok pendonor di lingkup desa dan banjar. Semakin sering mendonorkan darah menandakan seseorang dalam kondisi sehat, karena sebelumnya diawali proses pemeriksaan kesehatan. *kup