Denpasar (bisnisbali.com)-Pameran menjadi ruang untuk mengangkat harga sebuah prangko. Di tengah pandemi Covid-19, kegiatan pelelangan prangko mengalami penurunan, namun secara nilai tetap tinggi. Harga sekeping perangko bisa mencapai Rp 8 miliar.
Hal tersebut terungkap saat acara Bali Philately Exhibition (Baliphex) 2021 yang digelar di Level 21 Mall, Denpasar, Senin (6/12). Chairman Baliphex, Gede Ngurah Surya Hadinata, mengatakan, nilai sebuah koleksi perangko didasarkan atas kelangkaan dan popularitasnya. Satu keping prangko bisa bernilai miliaran rupiah, terutama yang memiliki nilai kelangkaan.
“Bahkan, ada satu keping prangko harganya menyentuh Rp 8 miliar. Ini jenis prangko yang hanya ada satu atau dua di dunia, seperti British Guiana dan British Magenta. Prangko-prangko ini memiliki sisi sejarah,” jelasnya.
Dari sisi ekonomi, lanjut Surya Hadinata, filateli (prangko) bagi seorang kolektor bernilai tinggi. Sebab, selain jumlah produksinya tidak banyak, ada sejumlah prangko langka dan memiliki misi khusus di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan prangko bernilai tinggi.
Sisi menarik bagi filatelis (kolektor prangko), pameran prangko merupakan media untuk faktualisasi diri, menampilkan karya dan semacam konservasi, memperkenalkan prangko ke masyarakat, sehingga prangko tidak semata-mata sebagai objek koleksi. “Okelah prangko sebagai media pengiriman surat tetap berjalan, namun sebagai alat komunikasi sudah menjadi nomor sekian karena telah dikalahkan WhatsApp dan media sosial lain. Tetapi fungsi prangko tidak hanya sebagai alat komunikasi, juga sebagai barang koleksi karena dirancang oleh seniman,” imbuhnya. *wid