Denpasar (bisnisbali.com) – Di era teknologi informasi ini, dunia digital memang sangat penting dalam aspek kehidupan masyarakat, dikarenakan segala sendi kehidupan sudah bisa dipenuhi dengan digital. Untuk itu, melalui event Bali STARTUP SUMMIT bisa mewujudkan Bali menjadi pulau digital pertama setelah Jawa.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat membuka acara Bali STARTUP SUMMIT di Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar, pada Kamis (2/12).
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 ini telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat. “Era ini layanan berdasarkan digital dan sebisa mungkin meminimalisir kontak langsung. Untuk itu kreativitas adik-adik di tengah pandemi ini sudah tepat dan saya sangat bersyukur,” jelasnya dalam acara yang juga dihadiri oleh Asisten Gubernur BI Filianingsih Hendarta, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho serta Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa.
Tokoh Puri Ubud itu pun melanjutkan jika selama ini pemerintah sudah bekerja dan berusaha kea rah digital. Salah satunya adalah dengan pemasangan wifi di 9.400 desa pada tahun 2018 yang diinisiasi oleh Gubernur Bali Wayan Koster. “Meskipun penggunaan wifi itu belum optimal, namun setidaknya perangkat sudah ada. Sehingga saya harap adik-adik bisa menjadi pelopor agar digitalisasi semakin cepat terealisasi,” imbuhnya.
Wagub Cok Ace juga menambahkan kegiatan Bali Startup Summit dengan tema “#SiliconBali Enabling Bali as Digital Startup Paradise” diharapkan akan menjadi ajang bertemunya kalangan pelaku startup, mahasiswa dan pelajar. Momentum ini merupakan saat yang tepat untuk memunculkan potensi kreativitas generasi muda yang ada di Bali. “Bali Startup Summit juga merupakan peluang bagi UMKM atau Start Up Business lokal yang ada di Bali untuk mengkomersialisasikan produknya agar dapat bersaing dengan produk nasional dan internasional. Serta mendapatkan manfaat bagi pertumbuhan perekonomian Bali,” tandasnya.
Sebelumnya, Trisno Nugroho mengatakan Bali menjadi pulau digital dan dipenuhi start-up baru bukanlah mimpi, namun menjadi visi bersama. Sama seperti Wagub Cok Ace, ia pun mengatakan Bali bisa menjadi penggerak digitalisasi di luar pulau Jawa. “Bagaimana pun Bali merupakan episentrum pariwisata di Indonesia, sehingga bisa dijadikan magnet bagi start-up baru,” bebernya.
Ia pun meneruskan pandemi Covid-19 telah mengakselerasi transformasi digital di Bali dan Indonesia khususnya. Ia mengibaratkan kebiasaan yang mungkin akan terjadi 5 tahun atau 10 tahun ke depan sekarang sudah ada, terutama digitalisasi. “55% orang Indonesia sudah terpapar digital dan 45% orang Indonesia sudah terbiasa belanja online. Jadi saya kira angka tersebut merupakan langkah bagus,” imbuhnya.
Selain itu, ia mengatakan posisi Indonesia untuk start-up saat ini adalah di posisi 45 secara global serta posisi 10 se-ASEAN. “Perkembangannya di Indonesia sangat cepat, jadi saya yakin Indonesia bisa menjadi basis start-up dan Bali terutama bisa menjadi salah satu pelopor,” tandasnya.
I Made Artana, Chairman Bali Startup mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah kampanye start-up di Bali yang bertujuan untuk mengaktifkan ekosistem start-up di Bali. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya banyak pelaku startup muda bermunculan di Bali, namun belum terkumpul dan aktif saja. Sehingga dengan mengakatifkannya bisa membangkitkan start-up di Bali.
Kegiatan ini juga diharapkan bisa menghasilkan berbagai rekomendasi yang berisi rencana ke depan dan nantinya akan menjadi rekomendasi dan diserahkan ke pemerintah dan BI. Acara pada hati itu juga menghadirkan Menteri BUMN Erick Tohir serta pengusaha Wishnutama Kusubandio sebagai narasumber. Seusai acara Wagub Cok Ace juga berkesempatan meninjau pameran. *dik