Denpasar (bisnisbali.com) –Kembangkan eksosistem digital, Bali memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi next Silicon Valley dan haven bagi para pelaku startup. Hal ini dapat dilihat dari laporan East Ventures berjudul Digital Competitiveness Index 2021, Bali berhasil meraih peringkat keempat dari 34 provinsi Indonesia dari sisi daya saing digital.
“Kisah sukses Bali mengangkat daya saing digitalnya tak lepas dari dukungan pemda dalam mengembangkan infrastruktur digitalnya. Jangkauan internet yang hampir menyentuh seluruh desa di Bali menjadi katalis tumbuhnya kewirausahaan digital di Bali,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho di Sanur, Kamis (2/12).
Selain itu, Bali telah memiliki lingkungan dan komunitas internasional yang dapat menjadi sarana bagi pelaku start-up dalam membangun jejaring. Untuk meningkatkan daya saing digital dan mengakselerasi pemulihan ekonomi, kata Trisno, BI turut menelurkan berbagai kebijakan yang mendukung transformasi digital di masyarakat, salah satunya dengan sistem pembayaran berbasis QRIS.
QRIS diharapkan dapat menjadi solusi transaksi digital bagi para pelaku start-up. “Astungkara, di wilayah Bali, QRIS semakin digunakan pelaku usaha dalam berbisnis dan bertransaksi dari usaha berskala besar hingga UMKM. Per 26 November 2021, Bali menduduki peringkat 8 secara nasional dengan jumlah merchant terbanyak, dengan total 376.148 merchant usaha yang telah memanfaatkan QRIS,” terangnya.
Ia pun berharap dengan adanya ekosistem digital dapat memposisikan Bali sebagai pilihan bagi talenta dan industri teknologi di masa depan serta menghasilkan solusi digital yang konkret dalam menjawab isu-isu penting dalam perekonomian Bali antara lain pemulihan pariwisata dan pemberdayaan UMKM.
Bank sentral bersama pemerintah turut mendorong terbentuknya ekosistem digital yang mampu memfasilitasi kelancaran aktivitas di berbagai sektor, termasuk sektor industri kreatif. *dik
