Gianyar (bisnisbali.com) –Pengembangan obat tradisional, industri obat herbal dan kosmetik Bali menjadi salah satu perhatian serius Pemprov Bali. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan Pusat Pengelolaan Pasca-Panen Tanaman Obat (P4TO). Pengembangan obat tradisional ini nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu pondasi perekonomian Bali, khususnya petani tanaman obat.
Pengembangan obat tradisional Bali melalui kegiatan workshop dan pameran produk obat tradisional dari masing-masing kabupaten dan kota dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi (Rakor) II Staf Ahli se-Bali di Jembrana, Rabu (24/11). Rakor yang dilaksanakan selama tiga hari hingga 26 November dibuka Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna. Kabupaten Gianyar mengirim Puri Damai, Ubud, dengan berbagai produk herbal dan Minyak Kutus Kutus.
Penjabat Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Gianyar Ida Ayu Ketut Surya Adnyani mengatakan, sejalan dengan upaya Pemprov Bali, pengembangan tanaman obat sudah menjadi perhatian serius Pemkab Gianyar dengan membangun Kebun Raya Gianyar yang berkonsep tematik. Kebun Raya Gianyar juga dapat dijadikan ajang edukasi warga tentang tanaman-tanaman obat yang selama ini kurang diketahui baik dari segi jenis maupun manfaatnya.
“Pembangunan Kebun Raya Gianyar merupakan terobosan Pemkab Gianyar dalam upaya mengembangkan dan melestarikan tanaman langka termasuk tanaman obat tradisional Bali serta sebagai tempat edukasi. Program Puspa Aman yang digerakkan TP PKK Kabupaten Gianyar juga sejalan dengan hal tersebut. Tinggal sekarang kami dorong dan bantu dari segi pemasaran,” ungkap Surya Adnyani.
Menurut Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Anak Agung Bagus Ari Brahmanta, S.E., tanaman obat tradisional Bali memiliki potensi untuk dikembangkan ke pasar yang lebih luas baik nasional maupun internasional. Rakor staf ahli se-Bali ini merupakan salah satu langkah dalam menjalin sinergi antara pemerintah dan UKM di sektor obat herbal guna mewujudkan Sad Kerthi Loka Bali. “Potensi tanaman obat di Bali sangat banyak. Bagaimana sekarang kita mengemas sehingga usada warisan leluhur ini bisa menembus pasar nasional bahkan internasional seperti yang dilakukan Cina,” katanya.
Staf Ahli Bidang Administrasi Umum Ida Ayu Putu Sri Ambari menambahkan, pelaksanaan rakor ini untuk mewujudkan sinergi antardaerah utamanya petani tanaman obat, pengusaha obat dan pengusada. Sementara pameran dapat dijadikan sebagai ajang promosi bagi petani dan pengusaha dan pengusaha obat tradisional dari seluruh Bali.
Pemilik tanaman obat herbal Puri Damai, Ida Ayu Rusmarini, menyampaikan, kegiatan pameran ini sangat bermanfaat bagi petani tanaman obat. Perlu dilaksanakan secara berkelanjutan dan bergantian di masing-masing kabupaten di Bali. “Di Gianyar perkembangan obat herbal lumayan bagus. Bahkan, ada rencana Ubud dijadikan sebagai proyek percontohan Kota Obat,” ucapnya.
Pada pameran tersebut, Puri Damai menampilkan aneka teh, jamu, lulur, boreh, aneka minyak hangat, minyak penyubur rambut, rosela, telang, teh detox, jamu obat kuat lelaki dan jamu antikanker. *kup