Tabanan (bisnisbali.com) –Penerapan pertanian dengan sistem organik di Kecamatan Baturiti sudah dilakukan sejak tahun 2014 lalu melalui Gerbang Pangan Serasi yang merupakan program dari pemerintah Kabupaten Tabanan. Saat ini tercatat dari total 17 subak yang ada, sebanyak 7 subak dengan lusan 400 hektar sudah menerapkan sistem pertanian organik.
“Sebenarnya pertanian dengan sistem organik bukan hal baru bagi petani di Kecamatan Baturiti, karena saat ini sudah ada 7 subak atau sekitar 30 persen petani dari total 17 subak mengadopsi pertanian organik,” tutur Koordinator BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Baturiti, Rai Purwanta di sela-sela acara pelatihan pembuatan pupuk Biodinamik dalam upaya mencapai kedaulatan pangan di BPP Baturiti, Selasa (23/11).
Terangnya dalam kegiatan pelatihan yang diinisiasi Yayasan Dharma Naradha (YDN) bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Tabanan, adopsi pertanian organik di Kecamatan Baturiti ini termasuk pada tahap proses pembuatan pupuk yang sudah mulai dibuat secara mandiri di masing-masing subak. Imbuhnya, potensi tersebut akan terus dorong agar petani mau menerapkan sistem organik, apalagi pertanian organik melalui sepirit ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ jadi visi pemerintah Provinsi Bali maupun kabupaten saat ini.
Bercermin dari kondisi itu pihaknya sangat mengapresiasi adanya pelatihan pembuatan pupuk organik dengan sistem biodinamik yang diinisiasi YDN. Sebab pelatihan ini akan menambah ilmu petani untuk bisa menghasilkan produksi pertanian yang berkualitas dan menyehatkan.
Selain itu menurutnya, pertanian organik dengan sistem biodinamik ini bahkan memiliki nilai lebih. Itu dicerminkan karena pertanian organik dengan biodinamik ini tidak saja harmonis dengan alam karena tidak membunuh semua hama yang memang masih dibutuhkan untuk kesuburan tanah maupun keberlangsungan tanaman. Katanya, cara pembuatan biodinamik ini juga sangat mudah, bahkan biayanya murah dan sangat efisien untuk diaplikasikan di lapangan.
“Dari pelatihan ini saya lihat cara pembuatan biodinamik ini lebih sederhana dari proses pupuk organik pada umumnya. Jadi ke depan program ini kami akan akan terus mantapkan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Pekaseh Subak Palian, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Made Jaman. Kata dia, pengembangan pertanian dengan sistem organik ini sesuai dengan kearifan lokal para petani terdahulu. Katanya, dengan organik semua unsur-unsur untuk kesuburan secara alami dalam tanah terpenuhi. Nilai lebihnya lagi tentu pada hasil yang didapat akan bisa menghasilkan komoditi pertanian yang lebih sehat dan aman dikonsumsi.
“Kini makanan atau bahan pangan yang sehat sangat dicari konsumen, apalagi wisatawan khususnya mancanegara mulai melirik produk organik sehingga potensi itu yang nantinya juga menjadi peluang bagi peningkatan kesejahteraan petani,” tandasnya. *man