Denpasar (bisnisbali.com) –BPS Bali mencatat ekonomi Pulau Dewata pada triwulan III-2021 tercatat kontraksi 4,08 persen jika dibandingkan dengan capaian triwulan II-2021 (q-to-q). Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali triwulan III-2021 tercatat kontraksi 2,91 persen. Guna membangkitkan pertumbuhan ekonomi di daerah ini peran serta semua pihak diharapkan untuk bekerja sama.
Pemerhati ekonomi Nyoman Sender di Denpasar menyampaikan membangkitkan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 saat ini perlu kerja sama semua pihak. Pemerintah misalnya telah berupaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan penguatan daya beli masyarakat melalui penguatan perlindungan sosial dan dukungan terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selanjutnya peran pelaku usaha, masyarakat, sektor pariwisata dan lainnya untuk ikut mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebab kunci untuk menumbuhkan ekonomi hanya dengan pengendalian Covid-19. Itu sesuai dengan harapan pemerintah untuk bersama-sama menumbuhkan ekonomi kuncinya dengan mengendalikan yang namanya covid.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali Trisno Nugroho menilai ada dua tantangan yang dihadapi Pulau Dewata yaitu jangka pendek dan panjang. Untuk itu, perlu beberapa upaya untuk mengatasi dua tantangan terkait penurunan kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Untuk pemulihan ekonomi di jangka pendek, dapat berfokus pada wisatawan domestik untuk mendorong kinerja pariwisata. Sejalan dengan itu, kita perlu terus memperluas implementasi sertifikasi CHSE yang sudah dilakukan. Hal ini bertujuan untuk terus meningkatkan kepercayaan wisatawan (confidence to travel) untuk berwisata di Bali.
Selanjutnya dengan belum pulihnya kondisi ekonomi yang membuat konsumsi masyarakat dan investasi tertahan, maka peran belanja fiskal pemerintah daerah menjadi sangat penting sebagai memberi stimulus kinerja ekonomi yang sedang menurun. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mengoptimalkan alokasi belanja.
Sementara strategi untuk mengatasi tantangan di jangka pendek ini (dampak pandemi Covid-19) adalah pemulihan UMKM melalui korporatisasi, digitalisasi dan pembiayaan baik melalui bank, BPR, fintech peer to peer lending maupun pembiayaan lainnya.
“Implementasinya antara lain dilakukan dengan gerakan bangga buatan Indonesia, mendorong UMKM dalam pemanfatan QRIS, serta mendorong pemanfaatan program PEN (restrukturisasi kredit, penjaminan kredit) untuk pemulihan UMKM,” ujarnya.
Untuk mengatasi tantangan jangka panjang dengan mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. Dampak dari pandemi Covid-19 semakin memberikan pembelajaran bahwa Bali sangat perlu melakukan diversifikasi sumber pertumbuhannya, tidak hanya bergantung pada pariwisata.
Selanjutnya mendorong quality tourism dengan perlu mengakselerasi pengembangan pariwisata Bali untuk health tourism, cruise tourism, serta MICE. Tidak lahah penting mendorong pembangunan atau pengembangan infrastruktur baik infrastruktur dasar maupun infrastruktur terkait pariwisata. *dik