Denpasar (bisnisbali.com) – Bentuk investasi baru yang akan dilakukan di Bali ke depan hendaknya tidak lagi hanya berfokus pada satu sektor yaitu pariwisata. Pengembangan sektor pertanian ke depannya menjadi industri pertanian layak untuk dilakukan.
“Tentu kita tidak memiliki sumber daya alam seperti tambang. Akan tetapi, Bali masih memiliki lahan pertanian yang bisa dikembangkan menjadi industri pertanian yang besar, dengan pasar tidak saja Bali dan Indonesia, tapi juga negara lain,” kata pemerhati ekonomi dari Undiknas University, Agus Fredy Maradona, Ph.D., CA. di Renon.
Ia mengatakan industri pertanian ini bisa juga berjalan beriringan dengan sektor pariwisata, misalnya melalui agro industri. Sebagai contoh di Australia, industri pertanian anggur juga merupakan industri pariwisata. Fredy menilai reorientasi ekonomi dalam upaya pemulihan perekonomian diperlukan daerah ini, misalnya menghadirkan produk baru, pendekatan bisnis baru, layanan baru, termasuk sektor-sektor usaha baru yang adaptif terhadap kondisi pandemi ini.
Karena itu sektor lain yang sangat penting untuk dikembangkan adalah sektor kesehatan dan pendidikan. Health tourism serta pendidikan yang menyasar siswa/mahasiswa internasional sangat perlu untuk dikembagkan. “Bali telah sangat dikenal sebagai tujuan wisata di dunia, sehingga saya yakin ini bisa dijadikan salah satu fondasi utama dalam mengembangkan health tourism dan pendidikan bagi siswa/mahasiswa internasional,” ungkapnya.
Selain sektor-sektor tersebut, Agus Fredy sangat berharap agar strategi diversifikasi sektor ekonomi di Bali juga dilakukan dengan mengundang investasi di bidang industri kreatif dan teknologi . Ia mencontohkan pendanaan bagi start up digital.
Dengan demikian, Bali tidak saja dikenal sebagai tujuan wisata, tetapi juga pusatnya industri kreatif dan pengembangan industri teknologi digital. “Industri-industri ini akan semakin penting mengingat saat ini sudah terjadi revolusi industri 4.0 di mana kita menuju masyarakat 5.0.,” ucapnya.
Sebelumnya Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho juga menyampaikan perekonomian perlu dijaga dan didorong dengan menggali potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi. “Karenanya bank sentral mendorong transformasi ekonomi Balinusra menuju pertanian 4.0,” katanya.
Trisno pun sepaham dengan Profesor M. Firdaus selaku guru besar IPB, bahwa ke depannya pertanian akan memberikan harapan baru bagi perekonomian Balinusra, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Revolusi pertanian 4.0 akan menjawab tantangan mengenai produktivitas dan harga. Hal terpenting adalah penerapan skema inclusive closed-loop untuk korporatisasi badan usaha pertanian mikro. *dik