Denpasar (bisnisbali.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat posisi nilai neraca perdagangan di Pulau Dewata pada September 2021 tercatat surplus sebesar 38.438.195 dolar AS karena nilai ekspor 40.850.026 dolar AS lebih tinggi dari nilai impor 2.411.831 dolar AS. Dengan demikian pada bulan September 2021, Bali kembali menyumbang surplus pada neraca perdagangan (luar negeri) nasional.
Kepala BPS Bali, Hanif Yahya di Denpasar menyampaikan jika dibandingkan dengan posisi bulan Agustus 2021 (month to month /mtm) yang tercatat surplus 37.363.442 dolar AS, sumbangan surplus neraca perdagangan Bali pada September 2021 tercatat naik sebesar 1.074.752 dolar AS. Sementara bila dibandingkan dengan sumbangan neraca perdagangan di bulan September 2020 (y-o-y) yang sebesar 34.520.129 dolar AS, surplus neraca perdagangan Bali bulan September 2021 tercatat lebih tinggi.
Pada September 2021, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri tercatat naik 3,77 persen (m-t-m), dari 39.364.228 dolar AS pada Agustus 2021 menjadi 40.850.026 dolar AS pada September 2021. Dari 5 besar negara tujuan ekspor Bali di September 2021, nilai ekspor ke Tiongkok tercatat naik paling tinggi secara month to month hingga 109,87 persen. Peningkatan ini terutama disebabkan karena naiknya ekspor produk ikan, krustasea, dan moluska. Nilai ekspor kumulatif pada periode Januari-September 2021 tercatat 358.334.407 dolar AS, naik 7,95 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Searah dengan ekspor Bali, kinerja impor Provinsi Bali pada September 2021 juga menunjukkan peningkatan. Nilai impor barang Bali dari luar negeri pada September 2021 tercatat 2.411.831 dolar AS, naik 20,54 persen dibandingkan Agustus 2021 (m-t-m) yang tercatat 2.00.786 dolar AS. Secara year on year, nilai impor Bali September 2021 tercatat menurun sedalam 38,87 persen.
Hanif pun menguraikan dari 5 besar negara asal impor di bulan September 2021, nilai impor dari Amerika Serikat tercatat mengalami peningkatan hingga ratusan persen secara month to month 169,02 persen yang utamanya disebabkan oleh naiknya impor produk mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.
Sementara pemerhati ekonomi Nyoman Sender menilai neraca perdagangan yang surplus maka tentunya akan menguntungkan Bali. Itu karena daerah ini mendapatkan nilai pendapatan yang lebih besar. Oleh karena itu daerah ini harus sebisa mungkin menjaga nilai ekspor dan impornya agar nilai neraca perdagangan menjadi surplus. *dik