Denpasar (bisnisbali.com) –Dorong pelaku industri kecil menengah (IKM) serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Bali agar tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. IKM dan UMKM Bali harus bisa seperti cahaya lilin, kecil namun tetap bersinar di tengah kegelapan.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara road to Indonesia Digital Conference (IDC) 2021 bertema ԉ۪Akselerasi Digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BaliՉ۪ yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Bali secara virtual dari ruang video conference Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar, Rabu (17/11).
“Ayo IKM dan UMKM Bali bangkit bersama-sama. Jangan terus mengeluh, mari berpeluh. Itu sikap yang harus digemakan. Digitalisasi menandakan bahwa usaha tidak harus ada kantor di kota besar. Dari desa pun dapat membantu, mengawal dan mengevaluasi sebagai bentuk kontrol sosial. Semoga ini dapat memberikan kontribusi bagi IKM dan UMKM di Bali,” paparnya.
Salah satu kegiatan yang dilakukannya selaku Ketua Dekranasda adalah dengan mengajak pelaku usaha membawa kerajinannya di pameran untuk ditawarkan ke konsumen secara langsung. Selain itu, dibantu dengan beberapa kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster untuk menggunakan tenun tradisional dan memanfaatkan produk lokal Bali yang terbukti dapat mendongkrak penjualan hasil kerajinan tenun.
“Di tengah kondisi pandemi ini, saya masih tetap mengupayakan fasilitas  bagi IKM dan UMKM melalui pameran secara offline agar bisa tetap bertransaksi. IKM dan UMKM masih bisa bernapas di tengah pandemi, walaupun belum semuanya bisa tersentuh,” ujar Ny. Putri Koster.
Berbagai dukungan teknologi pun telah dimanfaatkan dalam memasarkan hasil karya UMKM Bali serta proses pembayaran yang diharapkan dapat mempermudah transaksi. Seperti untuk pemasaran saat ini telah menggunakan flatform digital marketplace balimall.id, sedangkan untuk sistem pembayaran memanfaatkan program QRIS BPD Bali.
Melalui sistem ini, para perajin bisa menawarkan produknya secara langsung kepada konsumen dan menikmati keuntungannya secara langsung pula. ’’Semoga terus bisa diupayakan fasilitas untuk peningkatan UMKM, seperti kita harus memiliki pusat kebudayaan Bali sebagaimana halnya Jakarta yang memiliki Jakarta Convention Centre. Bali memiliki banyak kerajinan khas dan unggulan, maka harus menjadi etalase kebudayaan. Kerajinan Bali mesti menjadi tuan di rumahnya sendiri,” papar pendamping orang nomor satu di Bali yang juga dikenal esebagai seniman multitalenta ini. *wid