Denpasar (bisnisbali.com) – Pertumbuhan pariwisata Bali sangat mendukung kembali bangkitnya perekonomian di daerah ini. Karenanya peran semua pihak baik masyarakat, wisatawan, pelaku usaha pariwisata hingga pemerintah sangat diperlukan dalam mencegah ancaman risiko gelombang ketiga Covid-19 saat momen liburan Natal dan Tahun Baru mendatang.
’’Tidak dipungkiri pariwisata di Pulau Dewata berangsur membaik dengan kedatangan wisatawan domestik. Momen Natal dan Tahun Baru mendatang pun diprediksi akan meningkat kunjungan wisatawan domestik sehingga antisipasi gelombang ketiga tidak bisa diabaikan dengan mengutamakan kesehatan seperti protokol kesehatan 3M, memasifkan 3T,” kata pengelola pariwisata restoran dan hotel di Sanur, Agung Wijaya, baru-baru ini.
Pemerintah saat ini melakukan imbauan untuk mencegah risiko meningkatnya kasus pemenyebaran Covid-19 menjelang momen hari Natal dan Tahun Baru. Kewaspadaan ini perlu didukung mengingat pengalaman momen liburan yang mencatatkan kasus peningkatan, sehingga momen akhir tahun yang umumnya dipergunakan masyarakat untuk berlibur perlu diantisipasi.
Menggalakkan 3T (testing, tracing, treatment), program penggunaan aplikasi PeduliLindungi di semua sektor termasuk masyarakat tetap disiplin mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, serta menjaga jarak (3M) serta tidak berkerumun harus terus ditingkatkan. Termasuk berupaya terus memutus rantai penyebaran Covid-19 agar tidak menjadi klaster baru, sebagaimana yang terjadi di beberapa negara yang telah membuka border-nya.
“Yang namanya ancaman gelombang ketiga Covid-19 tidak bisa diprediksi jadi jangan diabaikan. Seluruh pihak harus mampu bekerja sama dengan baik, jangan euphoria berlebihan karena menganggap covid sudah tidak ada, justru kasusnya berpotensi meledak,” sarannya.
Hal sama dikatakan Rektor Undiknas University, Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, ST, S.Sos, M.M. Perayaan Natal dan Tahun Baru berpotensi mendatangkan wisatawan domestik ke Bali. Untuk itu mencegah meledaknya kasus Covid-19, semua pihak harus mampu menerapkan prokes dengan baik.
Sementara Wakil Rektor IV Undiknas University, Agus Fredy Maradona, Ph.D., CA. lebih menekankan selama pandemi Covid-19 berlangsung maka estimasi roda perekonomian tidak akan bergerak normal. Terlebih bagi daerah yang bertumpu pada sektor usaha yang terdampak signifikan oleh pandemi, seperti Bali yang bertumpu pada pariwisata. “Oleh karenanya, daerah ini perlu melakukan reorientasi kegiatan ekonomi,” harapnya.
Reorientasi ekonomi dalam upaya pemulihan perekonomian yang dimaksud, kata dia, misalnya menghadirkan produk baru, pendekatan bisnis baru, layanan baru, termasuk sektor-sektor usaha baru yang adaptif terhadap kondisi pandemi ini. *dik