Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaBaliTransformasi Digital di Bali Cegah Penyebaran Covid-19

Transformasi Digital di Bali Cegah Penyebaran Covid-19

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali mendukung transformasi digital di Pulau Dewata untuk cegah penyebaran Covid-19.

Denpasar (bisnisbali.com) –Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali mendukung transformasi digital di Pulau Dewata untuk cegah penyebaran Covid-19. Transformasi digital di masa pandemi atau digital payment yang dikembangkan salah satunya yaitu QRIS (Quick Response Code Indonesiaan Standard). Dengan menggunakan QRIS, selain dapat mencegah penularan virus Covid-19, penggunaannya dinilai efisien baik bagi pembeli maupun penjual.

Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho menyampaikan bank sentral berkomitmen untuk terus memperluas akseptasi pembayaran digital, salah satunya melalui fasilitasi penggunaan QRIS di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan, hingga semua SIAP (sehat, inovatif, dan aman pakai) QRIS dalam rangka mengawal pemulihan ekonomi nasional. “Salah satunya digitalisasi kawasan pusat pasar tenun dan pasar tradisional di Klungkung,” katanya Senin (8/11/).

Menurutnya pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli juga merasakan dampak pandemi. Dengan pembatasan sosial dan urgensi faktor cleanliness, health, safety and environment (CHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba tanpa kontak fisik/tatap muka. Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi menjadi salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berjalan.

“Digitalisasi tersebutlah yang pada hari ini akan secara resmi kita mulai terapkan di Pasar Galian, Pasar Semarapura, dan Pasar Kusamba, dan akan terus diperluas ke seluruh pasar tradisional di Kabupaten Klungkung,” ucapnya.

Adapun digitalisasi yang diterapkan yakni meliputi implementasi pungutan berbasis elektronik hingga cara pembayaran nontunai berbasis QRIS. Dijelaskan, QRIS bukanlah aplikasi. QRIS adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk menstandarisasi QR Code Pembayaran. QRIS telah menjadi solusi pembayaran saat ini karena mendukung social dan physical distancing. Dengan QRIS transaksi dapat dilakukan tanpa kontak fisik dan bahkan tatap muka hanya menggunakan smartphone.

Selain higienis dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan, kata Trisno, QRIS memberikan banyak keuntungan bagi para pedagang dan kalangan UMKM, seperti membangun profil kredit untuk kemudahan mendapatkan pinjaman, transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor; tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian dan uang palsu, mengikuti tren pembayaran terkini, serta murah dan bebas biaya bagi usaha mikro (0 persen sampai dengan Desember 2021).

Trisno menyampaikan, pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir 2 tahun ini memberikan dampak yang besar bagi kehidupan sehari-hari baik kehidupan sosial hingga kondisi ekonomi. “Namun, kita harus tetap optimis bahwa 2021 ini akan menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional dan Bali pada khususnya terlihat pada triwulan II tahun 2021 pertumbuhan Bali mulai membaik dan tumbuh positif 2,83 persen (yoy),” terangnya.

Menurutnya mulai membaiknya kondisi ini tidak lepas dari segala upaya yang tiada henti dilakukan bersama melalui berbagai gagasan. Dari aspek kesehatan, pemerintah telah berupaya mempercepat sekaligus memperluas cakupan pemberian vaksinasi Covid-19 kepada seluruh lapisan masyarakat yang hingga saat ini vaksinasi tahap I di Bali telah melebihi 100 persen dan vaksinasi tahap Il telah melebihi 85 persen. Sedangkan dari aspek ekonomi, pemanfaatan media dan kanal digital telah diterapkan pada berbagai sektor sebagai bentuk adaptasi.

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengatakan, terkait digitalisasi pasar, pihaknya siap akan melakukan koordinasi dengan BI karena merupakan kebutuhan, sehingga para pedagang  yang ada di Pasar Klungkung segera dapat melakukan transaksi digital.

Transformasi digital di Bali mendapat  tanggapan positif pemerhati ekonomi Kusumayani, M.M. Ia menilai perubahan perilaku masyarakat di tengah PPKM dan berkembangnya sistem digital akan memunculkan sistem perekonomian baru. Perubahan perilaku di masyarakat mengarah ke kebiasaan baru yaitu cashless society.

“Terjadi perubahan perilaku masyarakat dengan mengurangi penggunaan uang tunai dalam bertransaksi. Oleh karena itu pelaku usaha harus siap dengan kebiasaan baru ini dan menuju ke arah digital, baik pelaku pasar tradisional, perbankan maupun bisnis lainnya,” tegasnya.

Ia pun berharp selain digitalisasi pembayaran, pemerintah perlu juga menjadikan pasar tradisional maupun pusat perbelanjaan modern sebagai salah satu lokasi sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan wajib memakai masker, diikuti dengan disiplin menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir akan menekan penyebaran penularan virus. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer