Denpasar (bisnisbali.com) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali mencatat perkembangan kredit perbankan stabil pada triwulan III 2021 dibanding periode sebelumnya yakni tumbuh 0,49 persen (yoy). Pertumbuhan kredit ditopang oleh penyaluran untuk kredit modal kerja serta untuk perdagangan. “Sementara itu, kualitas kredit yang tercermin melalui angka NPL masih terjaga yakni sebesar 3,88 persen,” kata Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho di Denpasar.
Ia pun menyampaikan kalau kinerja penghimpunan DPK pada triwulan III 2021 tercatat melambat dibanding triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut bersumber dari perlambatan deposito dan giro. Di luar itu, Trisno menerangkan, bank sentral terus berupaya mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung akselerasi ekonomi keuangan digital nasional. Jumlah perkembangan merchant QRIS di Bali per 29 Oktober 2021 mencapai 355.166 merchant dari target 363.100 merchant (97,81 persen). Jumlah tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan kondisi di akhir tahun 2020 yang sebanyak 174.893 merchants.
“Dan saat ini Bali menduduki peringkat 8 nasional untuk perkembangan jumlah merchant QRIS. Hal ini juga mendorong meningkatnya nilai transaksi QRIS yang pada Desember 2020 senilai Rp22,73 miliar menjadi Rp 49,14 miliar di Agustus 2021,” ujarnya.
Sementara kondisi terbaru saat ini, kata dia, inflasi di Bali tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2021 tercatat deflasi 0,19 persen (mtm) sehingga inflasi tahun kalender IHK sampai Oktober 2021 mencapai 0,54 persen (ytd). Capaian tersebut juga lebih rendah dari nasional dimana inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,93 persen (ytd). “Hal ini juga tidak lepas dari peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta kerjasama antar daerah yang dilakukan,” jelas Trisno. *dik