Denpasar (bisnisbali.com) – Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi penata rias. Meski demikian, penata rias dituntut bisa bertahan dan berinovasi agar tetap eksis.
Ketua Lembaga Sertifikasi dan Kompetensi (LSK) Tata Rias Pengantin RA Kanas Kosasih Koesoemadinata beberapa waktu lalu mengatakan, meski di tengah pandemi, penata rias harus tetap mengasah kemampuan untuk menggali potensi diri. Dengan mengikuti uji kompetensi akan menambah kualitas diri seorang penata rias.
“Pandemi jadi tantangan khusus bagi penata rias. Harus memutar otak, harus bisa bertahan. Bukan berarti harus menghambat kreativitas. Dengan mengikuti prokes, segala aktivitas tetap jalan dan yakin bisa dilakukan,” ujarnya.
Salah seorang sales manager produk kecantikan, Silvia Margareta mengatakan, sangat mendukung kreativitas para penata rias termasuk di Bali. Produk kecantikan yang dikeluarkannya juga mengikuti kebutuhan penata rias dalam berkreativitas. Meski demikian, pihaknya tetap menekankan agar pakem-pakem tata rias tradisional tidak ditinggalkan.
“Kami juga sangat mendukung kreativitas untuk Indonesia terutama tata rias, namun tanpa meninggalkan pakem-pakem yang seharusnya. Hal ini agar tata rias tradisional bisa dilestarikan,” terangnya. *wid