Harga Babi di Peternak di Atas BEP

Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga babi di tingkat peternak kerakyatan di Kabupaten Tabanan menyentuh kisaran Rp 43 ribu hingga Rp 46 ribu per kilogram. Posisi ini berada di atas Break Even Point (BEP) sebesar Rp 33 ribu per kilogram.

1990
BABI - Babi yang diusahakan sejumlah peternak di Kabupaten Tabanan.

Tabanan (bisnisbali.com) – Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga babi di tingkat peternak kerakyatan di Kabupaten Tabanan menyentuh kisaran Rp 43 ribu hingga Rp 46 ribu per kilogram. Posisi ini berada di atas Break Even Point (BEP) sebesar Rp 33 ribu per kilogram.

Salah seorang peternak babi di Tabanan yang juga Wakil Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi (Gubi) Bali Nyoman Ariadi mengungkapkan, harga babi di tingkat peternak tergantung kualitas dan daerah masing-masing. Sebab, ada sejumlah daerah yang stok babinya sedikit, namun terjadi lonjakan permintaan sehingga membuat harga babi berada di level tertinggi yaitu Rp 46 ribu per kilogram menjelang Galungan dan Kuningan kali ini.

“Selain itu, harga jual babi dipengaruhi oleh kualitas dan jenis babi yang ditransaksikan masyarakat. Akan tetapi secara umum harga babi di tingkat peternak di atas angka BEP yang berada di level Rp 33 ribu per kilogram saat ini,” jelasnya, Kamis (4/11).

Meski harga yang diperoleh para peternak di atas BEP, kondisi tersebut belum sebanding dengan modal usaha yang dikeluarkan oleh peternak sekarang. Sebab, di tengah upaya sejumlah peternak yang mencoba kembali berusaha dengan memelihara babi dalam jumlah terbatas, upaya tersebut tidak sepenuhnya berhasil atau sesuai harapan karena ancaman serangan virus ASF masih berlangsung hingga kini.

“Dari uji coba yang dilakukan sejumlah peternak babi, ada yang berhasil, ada pula yang kembali harus merugi karena babi yang diusahakan mati akibat serangan virus ASF. Itu pula yang membuat peternak babi sekarang terkesan berspekulasi. Selain itu, membutuhkan modal besar seiring harga bibit dan pakan yang makin mahal,” ujar Ariadi.

Bercermin dari kondisi itu, lanjutnya, saat ini sejumlah peternak babi memanfaatkan pakan limbah (sisa makanan) dan pakan hijau-hijauan atau yang disebut dagdag sebagai alternatif guna menekan biaya produksi dari penggunaan pakan pabrikan. Mereka tidak lagi mementingkan kualitas daging yang dihasilkan, namun cenderung babi yang diusahakan terpenting bisa tetap hidup.

Sementara itu, hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan, tercatat harga daging babi di tingkat pedagang dalam posisi stabil dibandingkan perdagangan minggu lalu, yakni berada di level Rp 85 ribu per kilogram. Kondisi yang sama terjadi pada komoditas daging sapi yang tetap di level Rp 95 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram tergantung kualitas. Di sisi lain, harga daging ayam ras mengalami penurunan dari posisi Rp 40 ribu menjadi Rp 32 ribu per kilogram atau turun 20 persen saat ini. *man