PELATIHAN pemandu ekowisata yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Denpasar dibuka Wakil Wali (Wawali) Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa bertempat di Hotel Grand Mirah Boutique, Denpasar, Senin (1/11). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari sampai 3 November mendatang.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kadis Pariwisata Denpasar M.A. Dezire Mulyani, Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali Ir. Made Sudarta, Inbound Tour Operator Association (INTOA) Bali dan Asosiasi Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI Bali) sebagai narasumber.
Wawali Arya Wibawa dalam sambutannya menyampaikan, pandemi Covid-19 berdampak besar hampir di semua aspek kehidupan termasuk sektor pariwisata. “Pandemi Covid-19 di satu sisi merupakan musibah global yang tidak dapat dihindari. Namun, di sisi lain kita harus bijaksana menyikapi pandemi ini sebagai waktu untuk berkontemplasi dan membenahi pariwisata baik dari segi sarana prasarana CHSE maupun kualitas SDM,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, di tengah persaingan destinasi yang semakin kompetitif dan mulai dibukanya border pariwisata Bali untuk menerima kunjungan wisatawan mancanegara, maka kesiapan destinasi perlu terus ditingkatkan dari berbagai aspek. Sebab, pariwisata pascapandemi tampaknya mengalami pergeseran yang mengarah pada pariwisata berbasis alam. “Karenanya kita perlu melakukan diversifikasi pasar dengan mengembangkan segmentasi pasar ekowisata melalui aktivitas-aktivitas yang terkait di dalamnya. Selain itu, meningkatkan kualitas layanan sebagai upaya meningkatkan daya saing serta membangun pariwisata yang lebih berkualitas, bertanggung jawab dan berkelanjutan ke depannya,” terangnya.
Wawali Kota Denpasar juga minta kepada para peserta untuk tetap menaati protokol kesehatan. Di samping itu, dasar pengembangan pariwisata adalah trust, lebih-lebih di masa sekarang ini semua daerah tujuan wisata di seluruh dunia berlomba-lomba ingin membuka gerbangnya, sehingga perlu menyiapkan berbagai aspek untuk dapat memenangkan persaingan global. Pelaksanaan prokes secara baik di sebuah destinasi merupakan branding yang paling utama saat ini.
“Seluruh stakeholder pariwisata mesti menjaga kepercayaan pasar serta menyatakan bahwa Bali aman dan nyaman untuk dikunjungi. Saya berpesan kepada seluruh peserta pelatihan ini untuk menjaga komitmen membangun pariwisata Bali yang lebih baik dengan mengikuti pelatihan secara bersungguh-sungguh. Saya percaya dengan tekad dan keyakinan yang tulus, hal-hal baik akan terwujud secara nyata,” ungkap Arya Wibawa.
Sementara itu, Kadis Pariwisata Kota Denpasar M.A. Dezire Mulyani didampingi Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf I Wayan Hendaryana mengatakan, pelatihan Pemandu Wisata Buatan Ecopark bertujuan meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi para pemandu wisata alam ekowisata agar dapat memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Kepemanduan Wisata Alam Ekowisata.
Pelatihan selama tiga hari dibagi atas dua hari teori praktik di ruangan serta hari ketiga praktik dan diskusi kelompok bertempat di Teba Majalangu, Desa Budaya Kesiman Kertalangu, Denpasar. Peserta pelatihan sebanyak 40 orang berasal dari desa wisata dan masyarakat umum di Kota Denpasar serta sekitarnya. Narasumber pelatihan berasal dari HPI Bali dan narasumber lain yang berpengalaman mengelola serta memandu wisata ekowisata. *ad