BADAI La Nina diprediksi terjadi pada November 2021 hingga Februari 2022. Kondisi ini diperkirakan mengakibatkan peningkatan curah hujan hingga 70 persen di Kota Denpasar.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Denpasar I.B. Joni Ariwibawa mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada dalam menyikapi kondisi tersebut, sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan untuk meminimalkan risiko yang terjadi.
Dijelaskannya, badai La Nina identik dengan hujan deras disertai angin kencang. Karenanya, dalam mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, BPBD Kota Denpasar menyiagakan seluruh personel di empat pos disertai peralatan lengkap.
Selain itu, pihaknya secara intens terus berkoordinasi dengan BMKG sehingga upaya mencegah terjadinya risiko yang tidak diinginkan dapat dioptimalkan sedini mungkin. “Sesuai prediksi BMKG, badai La Nina akan terjadi pada November hingga Februari. Jadi, kami imbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya.
Masyarakat juga diimbau menunda bepergian jika terjadi hujan lebat. Jika terpaksa bepergian agar menghindari berteduh atau berdekatan dengan pohon perindang yang besar, papan reklame dan piranti ketinggian lainnya. Di samping itu, berperan aktif dalam memberikan informasi berkaitan dengan keberadaan pohon perindang yang membahayakan serta tidak membuang sampah sembarangan untuk menghindari banjir.
“Kami telah berkoordinasi bersama OPD terkait seperti DLHK untuk mengoptimalkan perompesan pohon serta DPUPR untuk menormalisasi alur sungai, perawatan tebing dan terasering yang rawan longsor,” imbuhnya. *wid