Denpasar (bisnisbali.com)-Sektor pertanian, perkebunan, peternakan hingga perikanan kini sudah mulai beralih ke peralatan listrik. Penggunaan mesin berbasis listrik di sektor pertanian (dalam arti luas) memberi kehematan biaya operasional hingga 62,20 persen.
Manager Pemasaran PLN UID Bali Oscar Praditya Jumat (29/10) mengatakan, sejak peluncuran program Electrifying Agriculture (peralatan pertanian berbasis listrik-red) pada Oktober 2020, PLN UID Bali mencatat 1.087 pelaku usaha di bidang pertanian, perkebunan, peternakan hingga perikanan telah bergabung mengikuti program ini. Total daya tersambung sebesar September2021 9,39 MVA. “Efisiensi dan penghematan ini diharapkan mampu memotivasi para pelaku usaha sekaligus juga bisa meningkatkan kemampuan produksinya sehingga nantinya perekonomian Bali mampu terangkat melalui sektor agrikultur ini,” ujarnya.
Oscar menambahkan, melalui program ini PLN tidak hanya mendorong produktivitas dan efisiensi bagi pelanggan namun juga memberikan kemudahan akses listrik dan modal. “Kami bekerja sama dengan pihak perbankan untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha agrikultur yang ingin beralih menggunakan mesin-mesin berbasis listrik, sehingga mereka tidak kesulitan dalam hal permodalan untuk membeli peralatan tersebut,” jelasnya.
Di Bali, program ini telah dinikmati dalam beragam bentuk antara lain penggunaan pompa dan mesin penggilingan berbasis listrik oleh petani bawang di Kintamani, penggunaan lampu untuk perkebunan buah naga di Gianyar, serta peternak ayam dengan sistem kandang tertutup di Klungkung. Selain itu juga terdapat juga pemilik tambak udang venema di Jembrana yang turut memanfaatkan program ini demi efisiensi usahanya. *wid