KABUPATEN Gianyar memiliki banyak kuliner lokal memanfaatkan kekayaan rempah-rempah yang dikemas dalam bentuk base genep. Sebagai upaya melestarikan budaya lokal, Dinas Kebudayaan (Disbud) Gianyar bersama Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Bali memperkenalkan rempah dan perkembangan base genep kepada generasi muda.
Hal itu dilakukan melalui workshop guna memperkenalkan kekayaan rempah Indonesia dan jalur rempah yang merupakan program nasional dalam rangka merekonstruksi jalur perdagangan rempah di Indonesia. “Komoditas rempah mesti terus dikembangkan dan dilestarikan karena bernilai tinggi dalam perdagangan dunia tahun 2024,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar I Gusti Agung Sri Widyawati.
Dijelaskannya, di Bali penggunaan rempah sangat kental terutama dalam masakan khas lokal. Fungsi rempah sebagai penyedap masakan. Bahkan, rempah juga secara khusus digunakan sebagai obat dalam Usadha Bali. Rempah yang difungsikan sebagai obat disajikan dalam bentuk masakan Bali. Sebagai masakan tradisi, rempah-rempah merupakan sebuah kebutuhan hidup.
Ia melanjutkan, rempah-rempah juga digunakan sebagai pelengkap ritual, sehingga perlu dilestarikan dan diregenerasikan. Melalui workshop, generasi muda memahami pentingnya keberadaan rempah-rempah sebagai warisan.
Kegiatan workshop rempah-rempah dilaksanakan di Banjar Sindhu, Desa Sayan, Kecamatan Ubud. Masing-masing desa diwakili dua orang peserta. Salah satu masakan di Kecamatan Ubud yaitu Betutu Peliatan sudah tercatat sebagai warisan budaya tidak benda nasional. Masakan betutu ini dijadikan contoh dalam workshop karena menggunakan base genep.
‘’Base genep betutu merupakan produk budaya dan kuliner Gianyar. Produk budaya dan kuliner lokal ini bernilai relegius karena dipakai dalam kegiatan keagaamaan,’’ tambahnya. *kup