TEDUNG Koki Bali sebagai salah satu komunitas Ikan Mas Koki Bali di Kota Denpasar, menggelar Kontes Ikan Mas Koki Bali di Madya Mandala Pura Maospahit, Gerenceng, Minggu (24/10). Kontes Ikan Mas Koki Bali ini dibuka Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara. Hadir Pembina Tedung Koki Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana, Jero Mangku Gede Pura Maospahit dan tokoh masyarakat Desa Pemecutan Kaja.
Wali Kota Jaya Negara mengapresiasi pelaksanaan Kontes Ikan Mas Koki Bali yang digelar Tedung Koki Bali sebagai salah satu komunitas pembudidaya Ikan Mas Koki Bali di Kota Denpasar. Kegiatan ini dapat memberikan manfaat dalam pelestarian budaya dan ekonomi kreatif. Hal ini tidak terlepas dari histori keberadaan Ikan Mas Koki Bali dan cerita Istana Balingkang yang mana Ikan Mas Koki sebagai hadiah dari raja Cina kepada Raja Bali saat itu yang hingga kini dikenal dengan nama Ikan Mas Koki Bali.
“Terdapat tiga manfaat dalam pelaksanaan kontes Ikan Mas Koki Bali yang dapat dirasakan. Tidak hanya pada pembudidayaan, penyaluran hobi dan ekonomi kerakyatan, tetapi juga terdapat cerita dari keberadaan Ikan Mas Koki Bali ini dapat terus disosialisasikan sebagai warisan budaya di Bali khususnya di Kota Denpasar,” ujar Jaya Negara.
Disampaikannya, kontes yang berlangsung secara online dan offline dalam situasi pandami saat ini mesti tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Saat ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Denpasar per 19 Oktober 2021 telah masuk level II. Disiplin prokes bersama dapat memulihkan kegiatan masyarakat dan ekonomi.
“Terima kasih kepada komunitas Koki Bali yang telah melangsungkan kegiatan pembudidayaan hingga kontes yang ke depannya dapat dilakukan kerja sama dengan Pemkot Denpasar. Terima kasih pula kepada Jero Mangku Gede Pura Maospahit dan tokoh masyarakat yang telah memberikan ruang kepada para komunitas dan pencinta Ikan Mas Koki Bali,” tutur Wali Kota Denpasar.
Pembina Tedung Koki Bali, Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana, menyampaikan, keberadaan Ikan Mas Koki Bali yang memiliki perjalanan sejarah pada masa pandemi ini telah menjadi hobi masyarakat Denpasar. Pembudidayaan dan hobi mampu memberi nilai lebih pada ekonomi kerakyatan. “Antusiasme masyarakat terhadap Mas Koki Bali sangat tinggi. Terbukti dari keikutsertaan peserta dari pencinta tidak saja datang dari Kota Denpasar, namun juga dari luar seperti Tabanan dan Gianyar,” jelasnya.
Ketua Panitia Kontes Tedung Koki Bali, Edi Widnyana, dalam laporannya menyatakan, seiring perjalanan sejarah dan perkembangannya, pembudidayaan Ikan Mas Koki Bali yang memiliki warna bervariatif dengan keindahan dan ukuran ekor bisa melebihi ukuran badannya. Hal ini menjadi daya tarik masyarakat pencinta Ikan Mas Koki Bali untuk memelihara atau melakukan budi daya.
Lomba berlangsung selama dua hari mulai dari penilaian secara online dan offline hingga penentuan juara I, II dan III. Antusiasme peserta sangat tinggi. Pihak panitia melakukan pembatasan peserta untuk mendukung pelaksanaan disiplin prokes. “Saat ini banyak terbentuk komunitas budi daya Ikan Mas Koki Bali di Denpasar. Kondisi ini sangat mendukung eksistensi Ikan Mas Koki Bali,” ungkapnya. *wid