BUDI daya lebah di tangan Kelompok Tani Hutan (KTH) Madu Sari tak hanya menjadi potensi bisnis dalam bentuk penjualan madu. Kelompok pembudidaya di Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat, ini mampu memanfaatkan lebah untuk pengobatan alternatif. Menariknya, ada banyak penyakit yang diklaim bisa disembuhkan hanya melalui sengatan lebah ke aliran saraf.
Ketua KTH Madu Sari, I Nengah Retiasa, menyatakan budi daya lebah memiliki prospek yang menjanjikan. Banyak manfaat yang bisa diperoleh. Tidak hanya dalam bentuk madu didapat saat musim panen, namun juga bisa dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif.
Beranggotakan sebanyak 15 orang, pada musim panen yang berlangsung Januari hingga Agustus, kelompoknya mampu menghasilkan rata-rata hingga 453 botol madu ukuran 620 mililiter per botol. Jumlah tersebut mampu dihasilkan dari 600 rumah lebah yang dimiliki anggota kelompok.
“Sekali panen satu rumah lebah rata-rata bisa menghasilkan lebih dari satu botol ukuran 620 mililiter,” tutur Retiasa yang sebelumnya mendapat pelatihan dari Dinas Kehutanan Provinsi Bali terkait budi daya madu dengan kualitas bagus.
Selama ini pangsa pasar produksi KTH Madu Sari hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal Bali. Itu pun pihaknya kewalahan karena permintaan pasar terhadap madu produksi lokal ini tidak terhingga. Produksi madu kelompoknya dihargai bervariasi sesuai ukuran, mulai dari Rp 75.000 hingga Rp 300.000 ribu per botol.
Menurutnya, kegunaan lebah sebagai pengobatan alternatif adalah dengan memanfaatkan sengatan ke aliran saraf. Pengembangan lebah untuk terapi ini sudah dimulai sejak 2017 lalu. Hanya, terapi lebah sebagian besar bersifat sosial atau tanpa mematok harga.
“Mereka yang akan memanfaatkan terapi lebah ini kami cek kesehatannya terlebih dahulu dan ditanya seputaran penyakit yang dimiliki. Jika sudah memenuhi syarat, dua ekor lebah dewasa yang berasal dari rumah lebah langsung diambil dan disengatkan di areal yang sakit,” bebernya.
Biasanya masyarakat yang memanfaatkan terapi sengatan lebah ini adalah orang yang sakit pinggang dan rematik. Proses penyembuhan pasien dua kali dengan rentan waktu sepekan. “Kalau sudah dua kali ikut terapi biasanya pasien langsung sembuh,” pungkasnya. *man